Naoto Kan Dilawan Internal Partai
16 Anggota Dewan Mundur
Jumat, 18 Februari 2011 – 18:13 WIB

Naoto Kan Dilawan Internal Partai
TOKYO - Perdana Menteri (PM) Jepang Naoto Kan, yang baru saja tujuh bulan menjabat, mendapatkan perlawanan dari sekelompok anggota parlemen dari partainya sendiri. Konflik internal tersebut dikhawatirkan akan mengganggu agenda reformasi pemerintah sekaligus mengancam kepemimpinan Kan. Dewan pimpinan partai menolak permintaan ke-16 anggota parlemen tersebut untuk keluar dari fraksi DPJ. Namun langkah mereka memperjelas adanya perpecahan di tubuh partai penguasa saat ini. Survei yang dilakukan Jiji Press menunjukkan bahwa dukungan masyarakat terhadap kabinet turun drastis hingga 17,8 persen.
Enam belas anggota majelis rendah (setingkat DPR) loyalis salah satu tokoh penting, yang juga rival Kan di Partai Demokratik Jepang (DPJ), Ichiro Ozawa, meminta agar dikeluarkan dari fraksinya. Mereka menyatakan tidak akan mendukung pemerintah dalam pengambilan kebijakan krusial.
Kelompok "pemberontak" menyatakan ketidaksepahaman mereka dengan lemahnya kepemimpinan Kan dan gagalnya pemerintah memenuhi janji-janji DPJ. Padahal DPJ-lah yang membawa Kan naik ke tampuk pimpinan tertinggi pemerintahan, mengakhiri dominasi kelompok konservatif selama 50 tahun.
Baca Juga:
TOKYO - Perdana Menteri (PM) Jepang Naoto Kan, yang baru saja tujuh bulan menjabat, mendapatkan perlawanan dari sekelompok anggota parlemen dari
BERITA TERKAIT
- Ini Layanan Medis Bedah Robotik Canggih di Pantai Hospital Ayer Keroh
- Mimpi Berkuasa Lagi, Donald Trump versi Amerika Selatan Malah Terjerat Kasus Kudeta
- Pesawat Delta Airlines Jatuh saat Mendarat di Toronto, Belasan Orang Terluka
- Ramadan Sebentar Lagi, Arab Saudi Kembali Siapkan Paket Bantuan untuk Indonesia
- Kabar Gembira, Hamas Siap Menyerahkan Kendali atas Gaza
- Rabi Yahudi Sebut Trump Dipilih Tuhan untuk Tegakkan Keadilan & Memerangi Islam Radikal