Naoto Kan Mundur saat Musim Gugur
Dinilai Gagal Tangani Krisis, Nyaris Terjungkal
Jumat, 03 Juni 2011 – 20:42 WIB
Mosi tidak percaya diajukan oleh sejumlah politisi dari fraksi oposisi utama, Partai Demokratik Liberal (LDP). Juga koalisi mereka dari Partai Komeito Baru, dan Partai Matahari Terbit.
LDP menilai, Kan gagal menangani proses rekonstruksi dan upaya pemulihan pasca tsunami serta krisis nuklir. Pemimpin LDP Sadakazu Tanigaki menyatakan bahwa Kan tidak lagi mempunyai sikap kepemimpinan yang mumpuni. "Anda tak lagi mempunyai kemampuan untuk menyatukan faksi-faksi di internal partai Anda. Karena itu, saya minta Anda mundur," tegasnya. "Dengan mengundurkan diri, akan ada banyak jalan bagi kami untuk bersatu, melakukan revitalisasi Jepang sesuai dengan garis partai," tandasnya.
Awal bulan ini, Kan mengumumkan bahwa Jepang akan mengevaluasi ketergantungan kebutuhan energi terhadap PLTN. Survei juga menunjukkan kekecewaan rakyat atas penanganan pasca bencana oleh pemerintah. Lewat hasil jajak Pew Research Center yang dilansir Rabu lalu (1/6), 79 persen responden menilai manajemen krisis pemerintahan Kan buruk. Jajak tersebut melibatkan 700 orang dewasa. Mereka ditanya pendapat terkait kinerja pemerintahan Kan dalam penanganan gempa.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan bahwa Jepang terkesan menyepelekan dampak krisis nuklir Fukushima. Namun, lembaga PBB itu juga menilai bahwa respons pemerintah Jepang atas krisis nuklir akibat gempa bumi dan tsunami bisa dijadikan contoh karena tahapannya sudah benar. Hingga saat ini PLTN Fukushima Dai-ichi masih mengeluarkan radiasi. (cak/dwi/ito/jpnn)
TOKYO - Krisis nuklir di Jepang benar-benar memukul pemerintahan Perdana Menteri (PM) Naoto Kan. Karena dinilai gagal dalam penanganan bencana gempa
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer