Napi Jadi Bandar, Sipir Jadi Kurir

Napi Jadi Bandar, Sipir Jadi Kurir
Napi Jadi Bandar, Sipir Jadi Kurir
Setelah itu, tersangka yang sebelumnya bertugas di Balai Pemasyarakatan (Bapas) ini, dijemput Ditresnarkoba dipimpin AKBP H Ismail Zahara dan AKP Amrozi SH, menuju Mapolda Sumsel. Namun, sebelum digiring ke Polda, polisi terlebih dahulu menggeledah kediamannya, untuk mencari barang bukti tambahan.

Kepada polisi, tersangka M Ardiansyah Putra mengaku kalau sabu itu bukan miliknya. Dirinya hanya disuruh oleh bandar yang tak dikenal diluar Rutan Pakjo, untuk mengantarkan narkoba itu kepada kurirnya yakni salah satu napi Rutan Pakjo.

"Aku idak tau dengan namo uwong itu, aku cuma tau mukonyo bae. Dia kalo nak ngirim paket telepon dulu, baru aku nemuinyo diluar. Aku jugo idak tahu sabu itu punyo siapo. Yang pasti punyo napi, tapi napi laen yang ambek paketnyo," jelasnya.

Menurut tersangka, dirinya nekat menjadi kurir sabu, karena butuh uang untuk mengobati istrinya yang sedang sakit. "Aku tepakso ngumpul duit untuk biaya berobat bini yang sakit. Kareno gaji kecil, aku jadi kurir sabu. sudah empat kali pasok sabu dari luar ke napi Rutan Pakjo. Sekali antar ini, aku diupah Rp 400-500 ribu," ungkapnya.

LOROK PAKJO – Setelah napi dan pengunjung yang ditertibkan, ternyata masih saja ada pasokan narkoba ke dalam Rutan Pakjo. Begitu diselidiki

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News