Napi Terlibat Narkoba Meningkat Dua Kali Lipat
Rabu, 29 Mei 2013 – 11:03 WIB
Lanjut jenderal bintang dua ini, para narapidana tersebut saling terhubung dengan narapidana lainnya di seluruh lapas di Indonesia. Dan karena adanya alat komunikasi yang masuk ke dalam lapas, lebih memuluskan transaksi narkoba. “Saat ini ada keterkaitan antara jaringan narkoba di tiap lapas di seluruh Indonesia dan semuanya saling terhubung. Mereka saling menghubungi untuk mencari stok narkoba ataupun saling mengirim narkoba,” bebernya.
Lanjut Benny, untuk menekan hal tersebut, harus ada pengawasan yang ketat dan penegakan hukum yang keras. Seperti mencabut remisi dan pembebasan bersyarat bagi narapidana yang memiliki ponsel atau alat-alat yang tidak diperbolehkan di dalam Lapas. “Keterlibatan oknum penjaga lapas jalam jaringan narkoba, merupakan level paling tinggi. Oknum nakal, masalahnya jadi lain, itu yang kita dapat,” katanya.
Sekedar diektahui, sejak 2011- Mei 2013, Nusakambangan merupakan lapas penyumbang utama napi yang terlibat narkoba, dengan 13 orang yang ditangkap. “Para narapidana ini merupakan jaringan yang besar dan mempunyai jaringan sampai ke luar negari. Mulai dari pemesanan sampai penyaluran. Cara transaksi mereka juga menggunakan sistem terputus. Yakni tidak saling mengenal dari pemilik bandar sampai pengguna narkoba. Hanya dikendalikan melalui ponsel oleh pengendali jaringan yang rata-rata juga merupakan narapidana,” ujarnya Benny. (ian/jpnn)
JAKARTA—Badan Narkotika Nasional (BNN) mengatakan, tiap tahun terjadi kenaikan penangkapan narapidana yang terlibat narkoba. Keseluruhan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- KPK Incar Pejabat BPK yang Terlibat di Kasus Korupsi Kemenhub
- PPPK Minta Regulasi Mutasi, Relokasi, dan TPP Rp 2 Juta, Berlebihankah?
- Santri Diajak Proaktif Melawan Judi Online Lewat Kampanye di Digital
- Gagal di Kasus Timah, Kejagung Jangan Cari Pengalihan Isu dengan Menumbalkan Polri
- DPP KNPI: Pemuda Mitra Strategis Pemerintah untuk Mewujudkan Swasembada Energi dan Pemanfaatan EBT
- Mensos Temukan 1 Keluarga Penyandang Disabilitas di Surabaya Tak Terima PKH