Napoleon Der Bataks: Kisah Perjuangan Tuan Rondahaim Saragih

Oleh: Juliaman Saragih - Koordinator Komunitas Masyarakat Simalungun, Jakarta

Napoleon Der Bataks: Kisah Perjuangan Tuan Rondahaim Saragih
Pengurus Lembaga Kajian Isu Publik (LKIP) Juliaman Saragih. Foto: Dokpri for JPNN.com

jpnn.com - Tuan Rondahaim Saragih adalah sebuah kisah sosok sejarah yang tanpa pernah lelah menggagas dan berjuang menegakkan Simalungun menjadi kelompok etnik yang terhormat di antara beragam kelompok etnik yang ada di Sumatera, khususnya Sumatera Timur.

Ia menjadi seorang yang tanpa lelah menggagas dan berjuang mencita-citakan Simalungun yang berdaulat merupakan bagian yang menyatu dalam hidupnya.

Dia menjadi cepat dewasa dengan kematangan pribadinya karena pengalaman hidupnya yang sejak kecil bersentuhan dengan dunia nyata bukan dunia istana yang diwarnai kehidupan mewah. Hidupnya jauh dari kemewahan karena hidupnya berdekatan dengan orang kebanyakan.

Ia juga seorang altruistik karena dengan entengnya memberikan properti pribadinya untuk keperluan orang kebanyakan.

Sikap hidup yang demikian membentuk dirinya menjadi pribadi yang keras, tegas, dan konsisten. Konsistensi mempertahankan prinsip hidup ini terlihat saat Tuan Rondahaim Saragih menjatuhkan hukuman kepada bawahannya tanpa melihat besar kecilnya kesalahan seseorang.

Siapapun yang berbuat salah, tanpa pandang bulu, sekalipun itu panglima perangnya tetap mendapat hukuman setimpal.

Demikian juga dengan para pasukan perangnya setelah memenangi pertempuran di berbagai daerah-daerah bawahan kerajaan Siantar, Tanah Jawa, Panei dan Solog Silau, jika ada yang melanggar aturan yang ditetapkan, akan mendapat hukuman dari Tuan Rondahaim Saragih.

Kekuasaan Belanda yang meluluhlantakan bangunan masyarakat Simalungun di mata Tuan Rondahaim Saragih memproduksi perubahan struktural sekaligus mencerabut rakyat dalam narasi besar kekuasaan tradisional.

Tuan Rondahaim Saragih pantas mendapatkan gelar pahlawan nasional atas semangat patriotisme dan sikap mendahulukan kepentingan rakyat ketimbangkan pribadi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News