Napoleon
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Hitler memerintah dengan ideologi fasisme yang otoriter dan partai Nazi yang dipimpinnya mempunyai ideologi yang meyakini bahwa Bangsa Arya Jerman adalah bangsa paling unggul di dunia. Karena itu Bangsa Arya harus menjadi penguasa dunia.
Dengan menguasai Eropa bangsa Jerman akan menjadi penguasa dunia. Hitler sangat diskriminatif terhadap terhadap kalangan minoritas Yahudi, gipsi, dan homoseksual.
Dia kemudian melakukan pembersihan yang tidak kenal ampun terhadap bangsa Yahudi dengan mengumpulkan mereka di kamp-kamp konsentrasi dan memasukkan mereka ke kamar-kamar gas beracun.
Pembantaian masal ini dikenal sebagai "holokaus" yang diklaim telah menewaskan jutaan orang Yahudi.
Ada yang menyebut jutaan orang Yahudi menjadi korban holokaus. Ada yang menyebut ratusan ribu. Kekejaman Hitler yang memuja keunggulan ras Arya berakhir pada 1945 dan Hitler meninggal dunia dengan bunuh diri menembak kepalanya sendiri.
Di masa kekuasaannya, Napoleon memiliki pengaruh yang besar terhadap persoalan-persoalan Eropa selama lebih dari satu dasawarsa ketika memimpin Prancis melawan koalisi dalam perang-perang Napoleonis.
Dia memenangi kebanyakan dari perang-perang ini dan hampir semua pertempuran-pertempurannya, dengan cepat memperoleh kendali Eropa kontinental sebelum kekalahan terakhirnya pada 1815.
Karena merupakan salah seorang panglima terhebat dalam sejarah, kampanye-kampanyenya dipelajari di sekolah-sekolah militer di seluruh dunia dan ia tetap salah satu tokoh politik yang paling terkenal dan memicu perdebatan dalam sejarah Barat.
Menghadapi Prancis, taktik Jerman tidak berjalan dengan baik. Tank-tank Jerman yang menjadi andalan ternyata sudah makin uzur.
- Kanselir Jerman Sebut Donald Trump Merusak Tatanan Niaga Global
- Presiden Macron: Serangan Israel di Beirut Tak Dapat Diterima
- Prancis Apresiasi Polres Tanjung Priok Tangkap Pelaku Pembegalan Warganya
- Pegawai Bandara Mogok Kerja, 3.400 Penerbangan Dibatalkan
- KADIN Indonesia Apresiasi Investasi Prancis dalam Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
- Jaga Demokrasi, 60 Universitas Jerman Angkat Kaki dari X