Narkoba Beredar di Lapas Paledang

Narkoba Beredar di Lapas Paledang
Narkoba Beredar di Lapas Paledang

“Kami serius menyikapinya, sehingga langsung dilaporkan ke aparat kepolisian. Razia ruangan tahanan memang selalu dilakukan secara rutin, mesti tidak setiap hari. Selain sedikit ganja itu, kabel-kabel casan pun sempat ditemukan,” ujarnya.

Lantas bagaimana Lapas Paledang menangani ketergantungan narkoba para warga binaan? “Selama ini, belum ditemukan warga binaan sampai sakau. Mereka dilibatkan dalam aktivitas keagamaan dan olahraga, supaya ketergantungannya teralihkan,” jawab Asep.

Persoalan utama Lapas Paledang masih pada overkapasitas. Tingginya volume hunian dan padatnya ruangan tahanan membatasi pengawasan petugas, sehingga membuka celah warga binaan untuk berulah. Bila saat siang hari dijejali aktivitas, kemungkinan pengonsumsian narkoba dilakukan pada malam hari.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat, I Wayan K Dusak mengakui, belum idealnya jumlah petugas dibandingkan jumlah warga binaan mengurangi efektivitas pengawasan. “Yang ideal itu, mungkin 1:20. Sekarang masih 1:72. Jadi, satu petugas pengawasi 72 warga binaan. Ini menjadi faktor adanya penyelundupan narkoba ke lapas,” tegasnya.

Kakanwil membenarkan, sebanyak 21 lapas dan 2 rumah tahanan (rutan) di Jawa Barat belum seluruhnya terbebas dari peredaran obat-obatan terlarang. Pengedar narkoba masih bisa menjangkau konsumennya di dalam jeruji besi.

“Kami bentuk satuan tugas (satgas) khusus, termasuk menelusuri dugaan terlibatan orang dalam. Mereka curi-curi kesempatan dalam kesempitan untuk menyelundupkan melalui berbagai cara, termasuk dilempar dari luar. Satgas itu terus melakukan pengawasan. Temuan memang ada, tapi jumlahnya tidak banyak,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Polres Bogor Kota, AKBP Bahtiar Ujang mengatakan, peredaran narkoba di lingkungan Peledang sudah mendapat perhatian serius. “Kami terus berkoordinasi dengan Lapas Peledang, termasuk menampung laporan-laporan tentang penemuan narkoba milik warga binaan. Bila barang bukti dan tersangkanya sudah jelas, tentu ditindaklanjuti,” terangnya.

Soal keberadaan jaringan peredaran narkoba untuk memenuhi kebutuhan warga binaan, Ujang mengaku tengah melakukan penelusuran. “Persoalannya, ada kerahasiaan tingkat tinggi dalam jaringan itu. Ada mata rantai hilang saat dilakukan penelusuran, sehingga beberapa kali terputus. Kami pun tidak gegabah, harus ada bukti cukup untuk melakukan pengembangan,” tandasnya. (cr17/d)


BOGOR–Peredaran narkoba di penjara juga berlangsung di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Paledang, Bogor. Kendati jaringannya tak seluas dan sebesar


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News