Narsih: Sekarang Susah Banget Cari Pelanggan
Tak sedikit pula, para pelanggan Narsih yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karena perusahaan mereka mengalami kesulitan keuangan.
Banyak tempat usaha yang tutup atau mengurangi jam operasional karena penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar di wilayah itu.
Masa pagebluk telah membuat omzet Narsih berkurang lebih dari 50 persen menjadi hanya Rp150 ribu per hari.
“Sekarang susah banget cari pelanggan,” ujar wanita yang sudah 20 tahun berjualan jamu ini.
Nahrowi dan Narsih merupakan potret rakyat kecil yang terdampak langsung pagebluk yang disebabkan wabah virus SARS-CoV-2, penyebab penyakit COVID-19.
Mereka yang berprofesi sebagai pedagang skala ekonomi mikro terdampak karena adanya pembatasan interaksi fisik, pelemahan rantai pasok dan distribusi, serta juga masalah dari sisi kesehatan.
Tak terhitung sosok pengusaha mikro seperti “Nahrowi” dan “Narsih” di seluruh penjuru Tanah Air yang turut terdampak pagebluk.
Data terakhir yang dipublikasi Kementerian Kementerian Koperasi dan UMK pada 2018, menunjukkan terdapat 63,3 juta pengusaha mikro, yang mendominasi total Usaha MIkro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Narsih, perempuan usia 20 tahun, mengatakan saat ini tidak gampang untuk mendapatkan pelanggan.
- Kenaikan PPN 12 Persen Bakal Ditunda, Marwan Cik Asan: Pilihan Bijak
- BRI Life Beri Perlindungan Asuransi Mikro Bagi 35.224 Petani & UMKM di Jawa Barat
- Akumandiri Dorong Sosialisasi QRIS Mendetail untuk UMKM
- Begini Cara Bea Cukai Dorong UMKM Agar Berorientasi Ekspor
- Ini Tujuan Bea Cukai Berpartisipasi dalam Program Pemberdayaan UMKM di Indonesia
- Bea Cukai Teluk Bayur Bantu UMKM Manfaatkan Peluang Ekspor Lewat Program Ini