Narsih: Sekarang Susah Banget Cari Pelanggan
Situasi sosial dan ekonomi akibat pandemi COVID-19 memberikan tekanan hebat kepada masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah di berbagai negara.
Ini belum menghitung dampak kerugian yang diderita oleh petani dan nelayan yang merupakan produsen sekaligus konsumen.
Data terakhir angka kemiskinan di Indonesia mencapai 24,79 juta orang berdasarkan pencatatan Badan Pusat Statistik (BPS) hingga September 2019.
Adapun menurut perkiraan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), jumlah orang miskin bisa bertambah menjadi 28 juta orang atau sebesar 10,62 persen dari total masyarakat Indonesia pada 2020, jika tidak ada intervensi signifikan dari pemerintah.
Apa yang dialami Nahrowi dan Narsih merupakan gejala resesi ekonomi ketika pendapatan riil menurun, aktivitas industri lesu, ditambah fakta mulai banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang membuat efek pengganda ekonomi hilang.
Prediksi pemerintah sudah memastikan Indonesia akan memasuki resesi secara teknikal selama kuartal III 2020 (Juli-September) atau di momen yang telah kita rasakan.
Pekan lalu, pemerintah meramalkan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 di kisaran minus 1 persen sampai minus 2,9 persen, yang berarti Indonesia mengalami resesi.
Sebenarnya, gejala resesi sudah dialami sejak awal tahun ketika Indonesia secara beruntun mengalami perlambatan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil.
Narsih, perempuan usia 20 tahun, mengatakan saat ini tidak gampang untuk mendapatkan pelanggan.
- Saran Misbakhun untuk UMKK yang Berminat Ikut Program Andalan Prabowo
- PaDi UMKM Dukung Digitalisasi Binis Mikro Lebih Maksimal
- Kenaikan PPN 12 Persen Bakal Ditunda, Marwan Cik Asan: Pilihan Bijak
- BRI Life Beri Perlindungan Asuransi Mikro Bagi 35.224 Petani & UMKM di Jawa Barat
- Akumandiri Dorong Sosialisasi QRIS Mendetail untuk UMKM
- Begini Cara Bea Cukai Dorong UMKM Agar Berorientasi Ekspor