Nasdem: Investor China Siap Dukung Hilirisasi Nikel Indonesia, Apa Kabar Perusahaan Lokal?
jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP Partai NasDem Bidang Lingkungan Hidup Lusyani Suwandi menegaskan hilirisasi nikel yang dilakukan pemerintah sangat merugikan Indonesia.
Hal itu disebabkan mayoritas investor nikel adalah perusahaan asing dari China.
"Karena itu, nilai tambah industri smelter dinikmati oleh pihak asing," tegas Lusyani, baru-baru ini.
Lusyani menjelaskan China adalah salah satu negara yang tidak menginginkan atau membatasi perusahaan smelter beroperasi di negaranya untuk mengurangi pencemaran lingkungan.
Hal itu dilakukan meskipun mereka sangat membutuhkan nikel untuk bahan baku industri baterai dan kendaraan listrik yang sedang booming.
"Nah, untuk mengatasi kondisi dilematis itu, perusahaan-perusahaan China mencari peluang investasi smelter di luar negeri, utamanya di negara penghasil nikel seperti Indonesia. Upaya ini didukung penuh oleh pemerintah China, bahkan difasilitasi demi menjamin kebutuhan nikel di dalam negeri China," papar Lusyani.
Oleh karena itu, sambung Lusyani, China menyambut kebijakan hilirisasi di Indonesia dengan gembira.
"Itu menempatkan Indonesia sebagai negara tujuan investasi 'industri kotor' pencemaran lingkungan, yakni smelter nikel," ujar Lusyani.
China menyambut kebijakan hilirisasi di Indonesia dengan gembira karena mayoritas menjadi investor.
- Segini Jumlah Nilai Investor di IKN, Angkanya Mencapai Triliun
- Menko Airlangga Puji Smelter Merah Putih Ceria Group
- MIND ID Tunjukkan Komitmen Dukung Proyek Hilirisasi, DPR Berkomentar Begini
- Menko Airlangga Imbau Kepala Daerah Dorong Hilirisasi & Turunkan Angka Kemiskinan
- Soal Kerja Sama PT Timah dan Smelter Swasta, Saksi Singgung Rekomendasi BPK
- Dorong Hilirisasi Mineral, ANTAM-PLN Pasok Listrik 150 MVA untuk Optimalkan Smelter di Kolaka