Nasdrun
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Dalam acara seminar memeringati Hari Ulang Tahun ke-77 TNI, Hasto mengibaratkan Nasdem sebagai warna biru pada warna bendera Belanda yang dirobek oleh rakyat Surabaya dalam pertempuran 10 November 1945. Menurut Hasto, warna biru sudah dirobek oleh rakyat dan tinggal warna merah putih.
Metafora ini ditujukan untuk menyindir Nasdem yang sudah mempunyai bakal calon presiden sendiri meskipun masih berada di barisan kabinet Presiden Jokowi.
Metafora merobek warna biru ini ditafsirkan sebagai upaya merobek Nasdem dari koalisi pemerintah melalui resafel.
Nasdem mempertanyakan reaksi yang dianggap berlebihan ini.
Jauh sebelum Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan, Partai Gerindra sudah terlebih dahulu mendeklarasikan Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden.
Reaksi PDIP terhadap Gerindra tidak segarang reaksi terhadap Nasdem.
PDIP menujukkan sikap yang lebih welcome terhadap deklarasi Prabowo dan menunjukkan sikap hostile, bermusuhan, terhadap deklarasi Anies Baswedan.
Serangan terhadap Nasdem dengan sebutan Nasdrun menjadi indikator adanya persaingan laten antara kadrun dan cebong yang tetap tumbuh subur.
Kalau tak ada upaya rekonsliiasi yang serius dari para elite bangsa, sangat mungkin persaingan 2024 menjadi ‘partai balas dendam’ lebih keras dibandingkan 2019.
- Pakar Politik Menyamakan Jokowi dengan Pembunuh Berdarah Dingin, Ini Sebabnya
- Beredar Surat Instruksi Prabowo untuk Pilih Ridwan Kamil, Ini Penjelasannya
- Jokowi Aktif Mendukung Paslon Tertentu, Al Araf: Secara Etika Itu Memalukan
- Al Araf Nilai Jokowi Memalukan Turun Kampanye di Pilkada 2024
- Hasto PDIP: Bu Megawati Mencoblos di Kebagusan bareng Keluarga
- Anggap Maruarar Sirait Main SARA di Jakarta, Chandra: Belum Move On dari Rezim Jokowi