Nasi Cum Laude
Oleh Dahlan Iskan
Saya tanda tangani saja pernyataan penjaminan itu.
Beres. Tidak pernah ada kontak lagi. Saya pun sudah lupa. Tertindih ribuan persoalan yang silih berganti.
Suatu saat bagian keuangan saya, Rina, ditelepon Bank Mandiri. Menagih pelunasan KTA.
Rina bingung. Ini pasti penipuan. Tidak mungkin bosnya punya kredit KTA. Untuk apa? Anak-anaknya sudah berumah tangga. Tidak mungkin juga ada anak yang abu-abu.
Waktu ditanya Rina, saya juga sangat tegas: tidak pernah punya pinjaman bank seperti itu. Rina pun ngotot ke bank. Tidak mau bayar.
Bank akhirnya berhasil menemukan dokumen. Yang ada tanda tangan saya. Bahwa saya menjamin KTA seseorang.
Rina kalah bukti. Nilai mahasiswa itu menurun. Sesuai dengan akad kredit, penjamin harus bayar kreditnya.
Ya... bayar saja, kata saya pada Rina. Meski jumlahnya membuat Rina mencak-mencak.