Nasib Anas Tergantung TB Silalahi
Sebagai Ketua Komite Pengawas Demokrat
Minggu, 29 Januari 2012 – 08:31 WIB
Qodari menyatakan, di lembaga partai yang memiliki kewenangan luar biasa itu orang yang dikenal dekat dengan SBY lebih dominan, yaitu sekitar 70 persen. Sisanya, baru orang dekat Anas. "Padahal, KLB bisa terjadi karena tiga hal, salah satunya usulan Majelis Tinggi ini," tandasnya.
Dia melanjutkan, faksi-faksi ini sesungguhnya adalah cerminan konflik yang masih tersisa pasca kompetisi di Kongres Demokrat 2010 lalu. "Dan, ini bisa meledak kapan saja," imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, pada kongres lalu, ada tiga calon ketua umum. Selain Anas Urbaningrum yang akhirnya terpilih, ada pula nama Marzuki Alie dan Andi Mallrangeng. Sudah menjadi rahasia umum, SBY dan orang-orang dekatnya sebenarnya lebih menghendaki Andi Mallarangeng yang terpilih.
Namun demikian, potensi KLB atas usulan Majelis Tinggi itu dibantah oleh Saan Mustofa. Menurut dia, kewenangan strategis yang dimiliki Majelis Tinggi bukan diwilayah usulan penyelenggaraan KLB. Namun, menentukan kebijakan-kebijakan politik strategis, semisal penentuan capres/cawapres yang akan diusung partai ataupun penentuan calon kepala daerah.
JAKARTA - Penonaktifan petinggi partai di Partai Demokrat, termasuk ketua umum, tak terlepas dari peran penting Komite Pengawas. Lembaga semacam
BERITA TERKAIT
- Akun Medsos PJ Bupati Temanggung Diserang Warganet: Stop Cawe-Cawe
- 3 Pejabat di Banggai Diduga Langgar Aturan Netralitas ASN, Gakkumdu Ancam Jemput Paksa
- Aktivis Dorong Semua Pihak Mewujudkan Pilkada Maluku Utara Aman dan Nyaman
- Hasto Bakal Kirim Buku Pak Sabam Biar Ara Sirait Melakukan Perenungan
- Prabowo Seorang Kesatria, Harus Tegas Hadapi Cawe-Cawe Jokowi di Pilkada
- Tuduh Ara Bermain SARA di Pilkada Jakarta, PDIP Bakal Tempuh Langkah Hukum