Nasib Bisnis Pak Bos Tembak Kepala Sendiri, Istri, 2 Anaknya
jpnn.com - Fransiskus Xaverius Ong alias Frans (45) merupakan pengusaha yang menembak kepala istri dan kedua anaknya, lalu bunuh diri, Rabu (24/10) lalu.
Dia memilih mengakhiri hidupnya, meninggalkan sejumlah bisnis yang selama ini ditekuni. Tak hanya di Palembang, tapi juga bisnisnya di Baturaja, Kabupaten OKU, Sumatera Selatan.
Yakni pabrik pengolahan tanah liat (clay). Nilai investasi yang sudah dikucurkan sekitar Rp8 miliarhingga Rp10 miliar. Jumat (26/10), Sumatera Ekspres (Jawa Pos Group) menelusuri keberadaan tempat tersebut. Lokasinya di Desa Batu Putih, Kecamatan Baturaja Barat.
Kabar bunuh diri Frans, telah sampai ke telinga para pekerja di sana. Termasuk Kepala Desa (Kades) Batu Putih, Medi Candra. “Kami kaget sekali dengan kabar dia (Frans) bunuh diri. Meski belum lama kenal, tapi Pak Frans itu ramah dan supel,” kata Medi.
Pascabunuh diri Frans, pekerjaan di pabrik itu terhenti karena ditinggal para pekerjanya. Medi tidak tahu apakah akan ada yang melanjutkan usaha itu atau tidak.
“Sebagai perangkat desa sini, kami berharap usaha yang baru dirintis ini bisa diteruskan. Apalagi, sedikit banyak membantu warga mendapatkan penghasilan,” bebernya.
Diketahui, areal usaha clay itu berada sekitar 300 meter dari jalan provinsi. Lebar jalan masuknya sekitar 4 meter. Kondisi masih tanah. Sekitar areal itu masih hutan. Semak belukar. “Luas areal pabrik sekitar 1,5 hektare,” jelasnya.
Di sana berdiri camp berukuran sekitar 5 x 8 meter persegi. Beratap terpal plastik. Di bawah tenda terdapat mesin pengolahan tanah liat yang kasar menjadi butiran halus.
Fransiskus Xaverius Ong alias Frans yang menembak kepala sendiri dan anak istrinya, meninggalkan sejumlah bisnis.
- Antisipasi Kemacetan saat Nataru, Gapasdap Minta Pemerintah Tambah Dermaga di Merak-Bakauheni
- Mulai 20 November 2024, Lion Air Buka Rute Palembang - Denpasar
- Konon Inilah Penyebab Pengangguran di Palembang
- Tekan Stunting, Pemkot Palembang Luncurkan Dapur Sehat
- Ini Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Palembang
- Eddy Santana Singgung Sumsel yang Kaya tetapi Rakyatnya Miskin