Nasib Dua Anak Yatim-Piatu setelah Orang Tua Mereka Tewas Diberondong 27 Peluru
Ikut Sembahyangi Jenazah, si Sulung Tak Menangis
Jumat, 01 April 2011 – 08:08 WIB
Suasana kian mengharukan ketika di antara orang-orang yang khusyuk berdoa itu Latresia, si sulung pasangan Suwito-Dora, juga berdoa. Jika kakek dan tante-tantenya menangis saat berdoa di depan jenazah, bocah 5 tahun itu justru tak terlihat menangis. Tatapan matanya disebar ke arah para kerabatnya. Sesekali mulutnya ikut berkomat-kamit seperti menirukan doa yang diucapkan para kerabatnya.
Sebenarnya Sumut Pos (Jawa Pos Group/JPNN) berniat mewawancarai Latresia seputar peristiwa yang dialami pada Selasa malam lalu. Tapi, upaya itu dicegah pihak keluarga. "Dia masih terlalu kecil untuk ditanya. Jangan dulu ya," pinta salah seorang kerabat yang melarang Sumut Pos.
Kepada wartawan, Sarwo Pranoto mengungkapkan, pihaknya sangat yakin polisi bisa menangkap pelaku yang membunuh anak serta menantunya itu. "Sebelum kejadian, saya sama sekali tak punya firasat," katanya lantas mengusap linangan air mata. Peristiwa itu, lanjut dia, baru pertama dialami keluarganya. "Saya berharap ini adalah yang pertama sekaligus yang terakhir," ujarnya.
Bagaimana dengan nasib dua cucunya yang yatim-piatu itu" Ditanya demikian, Sarwo tak langsung menjawab. Sejenak tatapan matanya menerawang. "Saya akan rawat sendiri cucu saya," katanya lirih.
Tewasnya pasutri Suwito-Dora Halim, pengusaha asal Medan, karena diberondong peluru oleh orang tak dikenal pada Selasa malam lalu (29/3) membuat
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara