Nasib Miranda Di Tangan Nunun
Kamis, 15 Desember 2011 – 08:35 WIB
Dia menjelaskan sebelumnya tekanan darah dan kondisi kesehatan mulai membaik, tidak lama, ternyata kembali naik melebihi batas normal. Tidak hanya tekanan darah yang labil, disebutkan juga jika status kejiwannya masih labil, disertai dengan lemas, vertigo, dan pusing yang masih sangat terasa.
Lebih lanjut Brigjen Budi menjelaskan rencana tim medis RS Polri selama lima hari kedepan. Pihaknya bakal bekerja sama dengan para profesor dan ahli kesehatan terkait. Agar independensi terjaga, disebutkan juga jika dokter KPK bakal terus memantau setiap hari. Rencananya,19 Desember masa opname akan berakhir.
Seperti yang diucapkan Jubir KPK Johan Budi sebelumnya bahwa KPK sangat concern dengan kesehatan Nunun, maka dikatakan juga kalau seluruh biaya ditanggung KPK. Termasuk dengan sembilan dokter spesialis yang menangani sosialita itu. Sembilan dokter itu diketuai oleh Ibnu Hadjar dibantu spesialis neurologi, penyakit dalam, jantung, dokter jiwa, dan psikolog.
Bagaimana setelah 19 Desember nanti? Brigjen Budi mengatakan bakal diserahkan kepada KPK sepenuhnya. Apakah keluar dari RS Sukanto atau tidak. Yang pasti, bakal ada dua kemungkinan tindakan yakni dilakukan rawt inap atau rawat jalan. "Kalau rawat inap, terserah KPK juga apakah di RS ini atau tidak," urainya.
BOGOR - Nasib mantan Gubernur Senior Bank Indonesia, Miranda Swaray Goeltom benar-benar diujung tanduk. Bagaimana tidak, ketua KPK Busyro Muqaddas
BERITA TERKAIT
- Sidang Korupsi Timah, Hakim Pertanyakan Penghitungan Kerugian Negara Berdasarkan IUP
- PMI yang Jadi Korban Pembunuhan di Hongkong Dipulangkan ke Tanah Air
- Polda Metro Jaya Buru Tersangka Penggelapan Haksono Santoso
- Masih Ragu Transplantasi Rambut? Simak Kiat Berikut
- Ketua Umum Bhayangkari Hibur Anak-anak Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi
- Anak Guru PPPK di Karanganyar jadi Korban Pemerkosaan, Sang Ibu Minta Polisi Bertindak