Nasib Miris Pedagang Batik di Kota Batik
”Saya berharap, ada dukungan promosi dari pemerintah sehingga perputaran pembelian batik semakin tinggi,” ungkapnya .
Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Pamekasan Alwi Beiq mengaku, pemerintah sudah ikut andil mempromosikan batik. Tetapi, pedagang dan perajin batik juga mempromosikan.
”Jangan berpasrah diri kepada pemerintah saja,” ucapnya.
Mengenai sepinya pembeli, kata Alwi, kemungkinan, masih musim hujan. Jika musim kemarau atau tembakau, daya beli masyarakat meningkat.
Di samping upaya promosi, pemerintah telah membuat sentra batik. Bahkan, bupati sudah menyekolahkan siswa untuk desainer batik. Juga, mewajibkan seragam batik untuk siswa.
”Itu semua bagian dari bentuk perhatian pemkab terhadap pengusaha batik di Pamekasan,” tandasnya.
Dia menjelaskan, Pamekasan ditetapkan sebagai Kota batik oleh Gubernur Jatim Soekarwo pada acara Bulan Bhakati Gotong Royong Jawa Timur yang dipusatkan di Pamekasan, 2009 lalu.
Ikon kedua setelah Kota Pendidikan itu diawali dengan kegiatan membatik sepanjang 1.543 meter oleh 1.500 perempuan pembatik. (*/zul)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408
- Melihat dari Dekat Upaya Tanoto Foundation Membentuk Generasi Unggul di TSG 2024