Nasib Pengangkut Sampah, Boro-boro Berharap THR...

"Anak saya dua orang yang melanjutkan sekolah, satu tamat SD satu lagi. Belum tau mau lanjut sekolah apa nggak, bigung saya mikirkanya, tau sendiri mahal. Boro-boro mau menyekolahkan anak, untuk makan dirumah aja susah pak," katanya.
Beban yang semakin berat membuatnya tidak bisa berbuat banyak. Sejak tidak bekerja mengangkut sampah, dirinya mengaku terpaksa mencari sesuap nasi dengan menata taman di perumahan setiap sore hari.
"Sejak dipegang pihak ketiga ini gaji kami tak lancar sampai berbulan-bulan sampah menumpuk berhari-hari. Beda saat dipegang pemerintah. Gaji lancar sampah tak menumpuk. Pak Walikota seharusnya peka dengan ini. Jangan kami seperti kambing hitam dan mempermudahkan masalah sampah ini,"pungkasnya.
Dirinya berharap petugas kebersihan kembali dikelolah pemerintah kecamatan. Sebab jika pengelolahan ini diambil alih lagi, sampah tidak akan menumpuk seperti ini.***
PURYOTO (40) salah seorang karyawan PT Multi Inti Guna (MIG), Pekanbaru, Riau, mengaku hingga kini belum juga menerima gaji. Debsy Media Septiani,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu