Nasib Siti Fadillah dan Rudi Tanoe di Tangan Bareskrim
jpnn.com - JAKARTA - Kinerja Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri tengah diuji. Instansi pimpinan Suhardi Alius itu mendapatkan limpahan pengembangan penyidikan kasus korupsi alat kesehatan (Alkes) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kasus itu menyeret nama mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadillah Supari dan Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo alias Rudi Tanoe.
Kasus Alkes yang dilimpahkan KPK itu menyeret terpidana Ratna Dewi Umar, mantan direktur Bina Pelayanan Medis Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Kasus tersebut terjadi pada pengadaan tahun anggaran 2006 " 2007. Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengatakan penyidikan kasus itu kini sedang dikoordinasikan untuk ditindaklanjuti Mabes Polri, dalam hal ini Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim).
"Kami sudah melakukan koordinasi dengan teman-teman di Bareskrim untuk tindaklanjut perkara ini. Ada dua pilihannya didorong percepatannya di Bareskrim atau KPK yang akan take over," ujar Bambang. Hingga saat ini kerja sama dengan memberikan data-data yang dimiliki KPK masih terus berlangsung.
"Proses itu memang masih belum selesia tapi kami upaya terus untuk mendorong lebih cepat penuntasannya di sana," paparnya. Bambang mengatakan KPK memiliki kewenangan koordinasi dan supervisi. Hal itu yang akan dilakukan untuk mendorong penyelesaian perkara yang merugikan negara hingga Rp 50, 477 miliar itu.
Ada beberapa kasus korupsi pengadaan di Kemenkes pada era Siti Fadillah Supari. Beberapa di antaranya ditangani KPK dan Polri. Yang ditangani KPK salah satunya menyeret mantan Direktur Bina Pelayanan Medis Ratna Dewi Umar. Perempuan ini akhirnya divonis 5 tahun penjara oleh Pengadilan Tipikor pada 2 September lalu.
Selain vonis penjara, Ratna juga didenda Rp 500 juta. Ketua Majelis Hakim yang menyidangkan Ratna, Nawawi Ponolango, memutuskan perkara itu dilakukan besama-sama. Kalimat itulah yang merujuk pada peran dan keterlibatan orang lain. Di antaranya adalah Siti Fadillah Supari, mantan dirut PT Prasasti Mitra Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo alias Rudi Tanoe, dan Direktur Utama PT Kimia Farma Trading Distribution Tatat Rahmita Utami.
Saat melakukan pengadaan alkes penanganan wabah flu burung pada 2006, Ratna meminta arahan kepada Siti Fadillah. Siti kemudian mengarahkan Ratna agar pengadaan itu diberikan kepada Rudi Tanoe yang tak lain merupakan kakak tokoh Partai Hanura Hary Tanoesoedibjo. Sejumlah saksi dalam sidang juga menyebutkan Bambang menemui Ratna soal pengadaan itu.
JAKARTA - Kinerja Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri tengah diuji. Instansi pimpinan Suhardi Alius itu mendapatkan limpahan pengembangan
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan