Nasib Solskjaer di MU Bisa Ditentukan Hasil 2 Pertandingan Ini?
Walaupun saat itu kedudukan 2-1 untuk PSG, MU punya peluang besar menyamakan kedudukan dan bisa meredam ofensif PSG. Tetapi kehilangan seorang pemain saat menghadapi tim raksasa seperti PSG sama artinya mengakhiri peluang itu.
Keputusan soal Fred ini sendiri tak mengherankan karena Solskjaer kerap lambat membaca pertandingan dan cenderung lebih berjudi dengan tak pernah memasang formasi starter yang sama. Selalu berubah dan hasilnya pun tidak konsisten.
Menang 3-1 melawan PSG pada 20 Oktober ketika Axel Tuanzebe berperan vital dalam menjinakkan Neymar dan Kylian Mbappe, Solskjaer melucuti bek itu dan malah memasukkan Daniel James yang tumpul di barisan depan ketika menghadapi Chelsea empat hari kemudian. MU pun cuma bisa seri 0-0 melawan The Blues.
Kemudian pada 28 Oktober, Setan Merah menggasak RB Leipzig 5-0. Empat hari kemudian, Solksjaer kembali mengubah starting-eleven Setan Merah. Matic dan Pogba tak masuk starter saat melawan Arsenal. Hasilnya, MU menyerah 0-1 kepada The Gunners.
Lalu, setelah melakukan pembalikan luar biasa 3-2 melawan Southampton pada 29 November, Solskjaer kembali mengubah line-up dengan memasukkan lagi si mandul Martial yang diperburuk oleh kartu merah Fred.
Butuh Konsistensi
Solskjaer sebaliknya agak kurang berani mengambil risiko. Bila dibandingkan Frank Lampard atau Pep Guardiola yang sama-sama berangkat dari permain sebelum menjadi pelatih, Solskjaer tidak seberani kedua pelatih ini dalam mengambil keputusan.
Nasib Solskjaer menukangi Manchester United bisa jadi akan ditentukan dari hasil dua pertandingan ini.
- Ruben Amorim Datang, Ruud van Nistelrooy Resmi Tinggalkan Manchester United
- Nistelrooy Bawa Banyak Energi Positif di MU
- Ruben Amorim Ditunjuk jadi Pelatih MU
- Hal yang Mengganjal Ruben Amorim ke Manchester United
- Man Utd Pecat Erik ten Hag, Ruud van Nistelrooy Masuk
- Manchester United Pecat Erik ten Hag