Nasihat Pak Harto ke Anak-anaknya Jelang Lengser 21 Mei 1998

"Kami katakan untuk menunjukkan bahwa bapak tidak salah, bapak tidak sendiri dan rakyat banyak yang masih loyal dengan bapak," ungkap Tutut.
Namun, Soeharto tetap pada pendiriannya. Pak Harto memilih mundur ketimbang jatuh banyak korban karena rakyat turun ke jalan.
Tutut dan adik-adiknya masih belum menyetujui rencana Pak Harto. "Tidak," teriak Tutut dan adik-adiknya.
Hanya saja, Pak Harto sudah kukuh untuk mundur. Dia meminta Tutut dan adik-adiknya untuk legawa.
"Lebih baik bapak berhenti, kalau memang sudah tidak dikehendaki untuk menjadi presiden. Kalian harus merelakan semua ini. Percayalah bahwa Allah tidak tidur," kata Soeharto kala itu.
Soeharto juga berpesan kepada anak-anaknya agar tidak mendendam karena sang jenderal besar itu dipaksa lengser. Sebaliknya, Pak Harto meminta kepada anak-anaknya agar menjadikan hal itu sebagai pelajaran.
"Satu hal bapak minta pada kalian semua, jangan ada yang dendam dengan kejadian ini, dan jangan ada yang melakukan balas dendam, karena dendam tidak akan menyelesaikan masalah," tambah Tutut menirukan Pak Harto.
Akhirnya Tutut dan adik-adiknya hanya bisa terdiam. Selain itu, Pak Harto juga berpesan bahwa balas dendam belum tentu akan mengubah hidup jadi lebih baik.
Putri sulung Presiden Kedua RI Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana menceritakan tentang keputusan ayahnya lengser pada 21 Mei 1998.
- MPSI Minta Masyarakat Tak Ragu Komitmen Prabowo Lakukan Reformasi Pemerintahan
- Ray Rangkuti: Reformasi dan Reposisi Polri Sangat Urgen
- Dipo Nusantara DPR Dorong Pertamina Reformasi Tata Kelola untuk Kembalikan Kepercayaan Publik
- Film tentang SU 1 Maret, Meninggikan Soeharto, Menghilangkan Peran Sultan HB IX
- Serangan Umum 1 Maret, Klaim & Versi (daripada) Soeharto
- Hasil Survei Terbaru Ungkap Sejumlah Alasan Polri Perlu Reformasi dan Reposisi