Natarini, Survivor Leukimia yang Total Hidupnya untuk Perangi Kanker
Tiap Saat Tularkan Pengalaman Selamat dari Penyakit Mematikan
Rabu, 21 September 2011 – 08:08 WIB
Berbulan-bulan dia dirawat dan menghabiskan 56 kantong darah untuk transfusi. Setelah diperbolehkan rawat jalan, seminggu sekali dia harus kontrol ke RSCM. "Kami tinggal di Pandeglang, naik bus umum. Kalau macet, bisa enam sampai tujuh jam di jalan. Rasanya, ya susah sekali digambarkan," katanya.
Menurut Natarini, setelah kemoterapi, seorang penderita akan merasakan sakit yang menjadi-jadi. Terkadang, tubuh jadi lebih lelah dan sangat lemas. "Saya di bus merasakan tulang-tulang ngilu," katanya.
Tiga tahun berjuang, mental Natarini sempat drop dan mogok minum obat. "Tapi, ada Mama yang selalu menyemangati saya untuk melawan terus dan berpikir sembuh," katanya. Pada 1999, dokter yang merawatnya menyatakan Natarini bebas dari kanker dan bisa berhenti minum obat.
Natarini lantas melanjutkan studi. Setelah lulus SMA 1 Pandeglang, dia mengambil jurusan Administrasi Negara, Fisip, Universitas Tirtayasa Serang, Banten. Dia membuat skripsi berjudul Pengaruh Pelayanan Prima terhadap Derajat Kesehatan Masyarakat. Setelah lulus, Natarini bergabung dengan Yayasan Onkologi Anak Indonesia dan kini bekerja sebagai sekretaris di Indonesian Journal of Cancer, sebuah lembaga penerbitan resmi di bawah RS Kanker Dharmais, Jakarta.
LOLOS dari maut dan sembuh dari kanker darah (leukemia) yang diderita saat masih berusia 12 tahun membuat Natarini tak henti bersyukur. Kini hidupnya
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408