NATO Capai 'Rekor' Kematian
Sebulan, Tewas 91 Prajurit
Senin, 28 Juni 2010 – 09:51 WIB
KABUL - Pasukan koalisi NATO di Afghanistan kemarin (27/6) mengumumkan kematian tentaranya yang ke-91. Jumlah tersebut menjadi rekor tertinggi korban tewas dari tentara koalisi pada bulan ini. Korban tentara terakhir tersebut tewas karena terkena ranjau ala Taliban atau IED (improvised explosive device). Insiden itu terjadi di Afghanistan Selatan Sabtu lalu (26/6). Secara keseluruhan, pasukan internasional yang tewas di Afghanistan sudah mencapai lebih dari 300 orang tahun ini. Juni tahun ini menjadi bulan terparah dengan kematian pasukan tertinggi sejak perang Afghanistan dimulai pada 2001. Data yang dilansir Agence France-Presse tersebut didasarkan pada jumlah korban tewas di sebuah website independen, Icasualties.org. Rekor tersebut langsung memunculkan pertanyaan tentang kemampuan pasukan NATO dalam menjaga stabilitas keamanan di Afghanistan dan upaya menumpas Taliban pasca dipecatnya Panglima Militer AS Jenderal General Stanley McChrystal pekan lalu.
Tewasnya tentara yang tidak disebutkan identitasnya itu hanya berselang beberapa jam setelah NATO mengumumkan kematian lima tentara lainnya dalam sebuah serangan serupa. Kewarganegaraan korban tewas juga tidak disebutkan. Namun, mayoritas pasukan NATO di Afghanistan saat ini berasal dari AS dan Inggris.
Baca Juga:
Pengumuman oleh pihak Pasukan Perbantuan Internasional (ISAF) tersebut bertepatan setelah Kementerian Pertahanan Inggris juga melansir kabar seorang anggota militernya tewas di selatan pekan lalu.
Baca Juga:
KABUL - Pasukan koalisi NATO di Afghanistan kemarin (27/6) mengumumkan kematian tentaranya yang ke-91. Jumlah tersebut menjadi rekor tertinggi korban
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer