NATO Pertimbangkan Aksi Militer ke Libya
Selasa, 08 Maret 2011 – 11:11 WIB
WASHINGTON - Presiden AS Barack Obama menyatakan bahwa Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sedang mempertimbangkan sejumlah opsi untuk menghentikan kekerasan di Libya. Salah satu opsinya adalah tindakan militer.
Obama menyarakan hal itu di Gedung Putih, Senin (7/3) waktu setempat, setelah bertemu Perdana Menteri Australia, Julia Gillard. Saat ini, kapal induk Amerika ditempatkan di lepas pantai Libya.
Obama juga telah memperingatkan Kolonel Moammar Kadhafi bahwa masyarakat internasional bisa melakukan campur tangan untuk menghentikan pertumpahan darah. "Saya ingin mengirim pesan yang sangat jelas bagi mereka yang ada di sekitar Kolonel Kadhafi. Ini merupakan pilihan mereka bagaimana mereka membuat kemajuan. Dan mereka akan bertanggung jawab atas apa pun kekerasan terus terjadi, " kata Obama seperti dikutip Euronews.
Sebelumnya di Brussels, Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan bahwa para pemimpin dunia tidak akan berdiam diri jika rezim Kadhafi melanjutkan aksi kekerasan terhadap rakyatnya sendiri. Namun Turki yang memiliki jumlah tentara terbesar kedua di NATO, menentang serangan militer di Libya.
WASHINGTON - Presiden AS Barack Obama menyatakan bahwa Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sedang mempertimbangkan sejumlah opsi untuk menghentikan
BERITA TERKAIT
- 9 Negara Bersatu Demi Mendukung Hak Palestina, Indonesia?
- Trump Tidak Bercanda soal Greenland, Simak Penegasan dari Menlu AS Ini
- Pesawat PSA Airlines dan Heli Militer Tabrakan di Udara, Donald Trump Murka
- Pengungsi Bikin Repot, Mesir Tolak Wacana Relokasi Warga Gaza
- Gerak Cepat, Malaysia & Jepang Berkolaborasi untuk Membangun Kembali Gaza
- Waka MPR Sebut Usulan Trump soal Relokasi Warga Gaza sebagai Upaya Pembersihan Etnis