NATO Tuding Kadhafi Gunakan Tameng Manusia
Tanggapi Kritik Lamban Lindungi Oposisi Libya
Kamis, 07 April 2011 – 12:22 WIB
Masrafy menuturkan, bentrok di Kota Ajdabiya terjadi kemarin pada pukul 06.00 (sekitar pukul 11.00 WIB), setelah pasukan pemerintah mengisi ulang amunisi. Mereka datang dari arah timur, tepatnya dari Kota Brega yang berjarak 80 kilometer dari Ajdabiya. Karena pasukan NATO lamban dan pasif, gerilyawan oposisi dan warga sipil kocar-kacir.
Menurut Masrafy, posisi garis depan sebetulnya sekitar 20 kilometer timur Brega. "Di sanalah pertempuran di antara dua kubu terfokus dalam sepekan ini. Tetapi, serangan dari tentara pemerintah Selasa lalu (5/4) memukul mundur kami separo jalan ke Ajdabiya, gerbang kekuatan kami di Benghazi," tuturnya.
Warga sipil sebetulnya berharap banyak kepada NATO, yang menggantikan peran militer AS. Mereka pun menagih janji NATO untuk memprioritaskan keselamatan warga. "Apa lagi yang ditunggu NATO" Kota-kota kami sudah porak-poranda, seperti Ras Lanuf, Bin Jawad, dan Brega. (Pasukan) Kadhafi juga telah menghancurkan Misrata," keluh Said Emburak, warga Ajdabiya, kemarin.
Abdelfatah Yunis, komandan gerilyawan Libya, juga berang. Sebab, pasukan koalisi pasif ketika Misrata yang berjarak sekitar 214 kilometer dari ibu kota Tripoli digempur tentara Kadhafi selama 40 hari. Yunis menuding bahwa pasukan koalisi pimpinan NATO mengabaikan mereka. "NATO sengaja membiarkan penduduk Misrata mati satu per satu setiap hari," ujarnya.
AJDABIYA - Belum genap dua pekan mengambil alih kendali pimpinan pasukan koalisi dalam serangan udara atas Libya, NATO menuai kritik. Gerilyawan
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan