Nazaruddin dan Istrinya Bisa Dijemput Paksa
Sabtu, 11 Juni 2011 – 05:45 WIB
Dia menguraikan, pihaknya tidak akan melakukan pemanggilan paksa atas Nazaruddin terkait kasus dugaan korupsi di Kemendiknas, karena kasusnya masih berada di tahap penyelidikan. Sedangkan terhadap Neneng, KPK bisa melakukan upaya tersebut, karena kasusnya telah masuk penyidikan. Namun, upaya jemput paksa juga bisa dikenakan pada Nazaruddin, terkait penyidikan kasus Sesmenpora. Hal itu akan dilakukan jika yang bersangkutan dua kali tidak hadir dalam pemeriksaan, tanpa alasan yang bisa dibenarkan oleh hukum.
"Tapi agak berbeda (pemanggilan ulang) antara Neneng dengan suaminya. Karena kasus Neneng sudah penyidikan. Kalau yang kasus Sesmenpora kita tunggu hari Senin, apakah Pak Nazaruddin datang atau tidak," jelas Johan. Sebagai informasi, KPK telah menjadwalkan pemanggilan Nazaruddin pada Senin, pekan depan terkait kasus suap terkait pembangunan Wisma Atlet di Palembang.
Di bagian lain, tim penyidik lembaga antikorupsi tersebut telah melakukan penggeledahan di kantor PT Anak Negeri di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, kemarin terkait kasus suap Sesmenpora. Sehari sebelumnya, tim penyidik juga telah menggeledah kantor Dinas PU PT Cipta Karya di Palembang. Namun, Johan mengaku belum mendapatkan informasi seputar temuan-temuan dalam penggeledahan tersebut. "Apa saja saya belum dapat informasi, apa yang dilakukan tadi hasilnya saya belum tahu," katanya. (ken)
JAKARTA- Rencana pemeriksaan atas Mantan Bendum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin dan istrinya Neneng Sri Wahyuni, batal. Pemeriksaan perdana atas
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan