Nazaruddin Sang Mujahidin
Jumat, 12 Agustus 2011 – 14:30 WIB
Korupsi memang masalah bangsa paling serius. Terutama sejak era pemerintahan Yudhoyono. Wabil khusus pada periode kedua yang diraihnya bersama bekas Gubernur Bank Indonesia yang bernama Boediono dalam pemilu paling kontroversial itu.
Baca Juga:
Disebut kontroversial karena pemilu 2009 menyembunyikan kejahatan perusakan terhadap DPT (daftar pemilih tetap), patgulipat di sektor TI (teknologi informasi) baik pengadaannya maupun operasionalisasinya, juga ada misteri rekayasa bailout Bank Century yang membuat negara tekor Rp 6,7 trilyun, tapi konon sebagian disulap jadi dana kampanye. Belum lagi skandal pemalsuan dokumen negara (Mahkamah Konstitusi) yang dilakukan Andi Nurpati, bekas anggota KPU yang kini juga dibina Yudhoyono di Partai Demokrat. Ketum PD Anas Urbaningrum juga anggota KPU yang menobatkan Yudhoyono sebagai pemenang pilpres 2004.
Dengan berbagai kontroversi itu, yang beberapa di antaranya setelah disidik DPR ternyata memang merupakan skandal (Centurygate dan Mafia Pemilu), periode kedua pemerintahan Yudhoyono memang jadi seperti bayi lahir dengan cacat bawaan. Kehilangan intergritas, kredibilitas, dan trust publik sejak hari pertama.
Itulah sebabnya korupsi yang terjadi sekarang ini bukan hanya dilakukan oleh orang per orang untuk tujuan memperkaya diri belaka. Tapi sudah dilakukan oleh persekongkolan jahat dalam jaringan kekuasaan di semua lini: eksekutif, legislatif, yudikatif, bahkan kalangan intelektual di kampus-kampus.