Nazly Hilmy PhD, Pelopor Berdirinya Bank Jaringan di Indonesia

Minim Pendonor, Tulang Sapi Bisa Gantikan Tulang Manusia

Nazly Hilmy PhD, Pelopor Berdirinya Bank Jaringan di Indonesia
Nazly Hilmy PhD, Pelopor Berdirinya Bank Jaringan di Indonesia
   

Nazly menceritakan, sebelum bank jaringan didirikan, Indonesia kerap mengimpor sel jaringan dari luar negeri. Padahal, harganya jauh lebih mahal. Di antara sel jaringan yang tersimpan saat ini, yang paling banyak adalah membran amnion dan sel tulang. Membran amnion yang merupakan selaput pembungkus plasenta bayi mengandung hormon yang berguna untuk pertumbuhan jaringan kulit yang rusak. Membran amnion biasanya dipakai untuk pasien luka bakar. Sementara sel tulang berguna untuk pasien patah tulang.

   

Dalam perkembangannya, bank jaringan bukan hanya menerima donor sel jaringan, tapi juga donor organ. Menurut Nazly, pendonor sel jaringan harus dipastikan tidak mengidap penyakit berbahaya. Misalnya hepatitis, TBC, atau kanker. Tujuannya, agar tidak terjadi penularan penyakit dari pendonor kepada penerima donor. "Karena itu, kami selalu menyeleksi ketat pasien yang hendak mendonorkan organnya," jelas Nazly yang saat ini sudah pensiun dari manajemen bank jaringan.

   

Saat ini bank jaringan kerap kekurangan pendonor. Bukan hanya pendonor sel jaringan, tapi juga pendonor organ. Padahal, di negara-negara maju, seperti Amerika, warga tak segan memutuskan menjadi pendonor. "Identitas pendonor wajib dirahasiakan. Mereka juga tak boleh menerima uang dari penerima donor. Sebab, ini sifatnya sukarela," terangnya.

   

Lantaran pendonor amat minim, bank jaringan RSUD dr Soetomo Surabaya dan Batan sejak 2000 lalu mendirikan Asosiasi Bank Jaringan Indonesia. Pusatnya di Surabaya. Nazly ketika itu didapuk sebagai wakil ketua.

Belum banyak orang Indonesia yang tergerak untuk mendonorkan organ atau sel jaringan tubuhnya. Padahal, kesadaran itu akan banyak menyelamatkan masa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News