Negara dengan Pemimpin Perempuan Lebih Sukses Tangani Krisis Virus Corona?
Memprioritaskan nyawa daripada ekonomi
Photo: Premier Queensland Annastacia Palaszczuk dengan cepat menutup perbatasan dengan New South Wales sebelum Liburan Paskah guna mencegah penyebaran COVID-19. (ABC News: Christopher Gillette)
Pendekatan lain yang dilihat oleh Hani Yulindrasari adalah bahwa para pemimpin perempuan ini memprioritaskan nyawa dan kesehatan manusia di atas ekonomi.
Prioritas ini juga yang membuat para pemimpin ini bertindak cepat memprioritaskan sektor kesehatan.
Secara konvensional femininitas diasosiasikan dengan kepekaan sosial dan empati, hal yang dipuji oleh The Atlantic terhadap kepemimpinan PM Selandia Baru Jacinda Ardern.
Prioritas terhadap kesehatan warganegara mencerminkan kepedulian para pemimpin perempuan ini pada kemanusiaan.
Pemberitaan media internasional sudah banyak menyoroti terhadap para pemimpin yang disebut bertindak 'macho' (maskulin) dalam menghadapi COVID-19 ini.
"Contohnya saja Donald Trump yang sempat menimbang-nimbang keuntungan dan kerugian ekonomi dari membiarkan banyak orang terinfeksi dengan intervensi minimal atau lockdown," kata Hani.
"Begitu juga dengan Presiden Jokowi yang memprioritaskan pertumbuhan ekonomi sehingga ragu-ragu mengambil keputusan penanganan COVID-19."
Sejumlah negara yang pemerintahannya dipimpin Perempuan, dinilai berhasil menangani COVID-19
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan