Negara dengan Pemimpin Perempuan Lebih Sukses Tangani Krisis Virus Corona?
Gaya komunikasi empatik
Photo: Premier New South Wales Gladys Berejiklian berhasil menurunkan tingkat penularan virus di negara bagiannya yang memiliki kasus tertinggi di seluruh Australia.
Hani Yulindrasari juga melihat gaya komunikasi yang empatik dari para pemimpin perempuan yang membedakan mereka dengan pemimpin lain.
"Saya membaca tiga pidato pemimpin perempuan Angela Markel, Jacinda Ardern, dan Tsai Ing-Wen tentang kebijakan negaranya dalam menghadapi pandemik ini," kata Hani.
Ketiga pemimpin tersebut menurutnya menggunakan bahasa-bahasa yang membujuk dan empatik yang penuh kepedulian dan kasih.
Angela Markel menggunakan pengalaman pribadinya sebagai seseorang survivor holocaust yang pernah kehilangan kemerdekaan dirinya untuk menggugah kesadaran dan kepedulian masyarakat bahwa pandemic ini bisa berdampak pada kehidupan personal mereka.
Angela Markel juga menggugah rasa empati masyarakat untuk saling membantu dan bekerja sama dalam mengatasi pandemi.
"Jacinda Ardern meminta masyarakat Selandia Baru untuk 'fokus pada kebaikan', 'bersatu melawan COVID-19', dan menggunakan istilah 'tim kita berjumlah jutaan'," kata Hani lagi.
Gaya komunikasi yang sama ditunjukkan oleh Presiden Taiwan Tsai Ing-wen yang mengatakan kepada warganya bahwa kerjasama berbagai pihak di Taiwan adalah kunci keberhasilan.
Sejumlah negara yang pemerintahannya dipimpin Perempuan, dinilai berhasil menangani COVID-19
- Ada Sejumlah Alasan Indonesia Menaikkan PPN, tetapi Apakah Sudah Tepat?
- Usia Penonton Konten Pornografi di Australia Semakin Muda
- Dunia Hari Ini: Israel Menyetujui Gencatan Senjata Dengan Hizbullah
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata