Negara Federal Menabuh Tifa, Politik Luar Negeri Indonesia Tinggal Menari
Oleh: Dipl.-Oek. Engelina Pattiasina

Pemerintah daerah bisa mengurus daerahnya sendiri, tetapi tidak bisa mengurus persoalan luar negeri. Sementara pusat yang sebenarnya memainkan peran luar negeri, justru larut dalam cawe-cawe urusan yang semestinya bisa ditangani sendiri di daerah.
Sekarang pilihannya ada pada semua pemangku kepentingan politik. Kalau pilihannya mau menjadi penabuh tifa pada tataran global, maka tiada pilihan lain kecuali menimbang sistem federal. Sebaliknya, kalau mau menjadi penari bagi kepentingan global, maka mainlah sebagai penari, kalau enggan disebut sebagai antek negara-negara besar, tidak peduli itu Amerika, Rusia, India, China dan sebagainya.
Indonesia harus menjadi penabuh tifa dan menari bagi dirinya sendiri ataupun membiarkan negara lain menari atas irama tifa yang ditabuh Indonesia. Penabuh tifa luar negeri hanya mungkin dengan sistem federal, yang memposisikan pemerintah pusat sebagai pemain utamanya. (jpnn)
Penulis: Dipl.-Oek. Engelina Pattiasina, Direktur Archipelago Solidarity Foundation. Juga Pendiri dan Ketua Umum Partai Pembaruan Bangsa
Silakan disimak analisis Engelina Pattiasina mengenai keanggotaan Indonesia di BRICS, kaitannya dengan politik luar negeri era Presiden Prabowo.
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu
- Pemerintah Akan Longgarkan TKDN, Daihatsu: Mari Sikapi Bersama
- Ketum FOKDEI Mengapresiasi Langkah Mandiri Presiden Prabowo dalam Kebijakan Ekonomi
- Para Menteri Sowan ke Jokowi, Efriza: Sikap Kurang Menghargai Presiden Prabowo
- Penghapusan Kuota Impor tak Menggangu Target Pemerintah untuk Swasembada Pangan
- ART Tagih Janji Presiden Prabowo soal Dana Abadi Pesantren
- Menteri Anggap Jokowi sebagai Bos Dinilai Tak Loyal kepada Prabowo