Negara Federal Solusi: Kucing Lebih Diterima Istana Ketimbang Orang Kawasan Timur

Oleh: Dipl.-Oek. Engelina Pattiasina

Negara Federal Solusi: Kucing Lebih Diterima Istana Ketimbang Orang Kawasan Timur
Dipl.-Oek. Engelina Pattiasina. Foto: dok.pribadi for JPNN.com

Sebab, sangat ironis, pemerintah terus-menerus mengembangkan program transmigrasi, yang juga bisa diartikan pemerintah secara sistematis mengirim penduduk untuk menguasai wilayah lain. Praktik negara yang benar, idealnya membangun SDM di setiap daerah, sehingga mampu membangun daerah sesuai dengan potensinya.

Kalau penggagas Budi Otomo sejak awal sudah menyadari tidak ada yang akan mengulurkan tangan untuk Jawa, maka posisi yang sama, harus menyadarkan kawasan timur unuk tidak pernah pernah percaya aka nada pihak lain yang mengulurkan tangan untuk membantu. Orang timur harus membangun sendiri dirinya. Untuk bisa membangun dirinya tidak ada cara kecuali mengambil kembali kewenangan untuk mengurus diri sendiri dalam bentuk negara federal. Jangan khawatir kita tidak berpisah, tetapi izinkan kawasan timur membangun dirinya.

Hampir 79 tahun, kawasan timur dikelola dari Jakarta, tetapi hasil yang dituai hanya kemiskinan dan ketertinggalan di atas kekayaan alamnya. Siapapun pihak yang menolak gagasan federal bagi kawasan timur seolah menolak kesejahteraan bagi kawasan timur. Waktu 79 tahun sudah lebih dari cukup untuk membuktikan adanya niat baik sebagai sesama anak bangsa. Tetapi, itu semua hanya impian belaka dalam slogan NKRI harga mati. Secara sederhana, kesatuan atau federal harus bisa memastikan tercapainya cita-cita luhur para pendiri bangsa. Federasi tidak berarti disintegrasi, tetapi merupakan metode lain dalam mengelola negara ini. Sadar dan bangkitlah sebelum menjadi korban eksploitasi yang kuat terhadap yang lemah.

Dalam kesempatan ini, izinkan untuk mengutip pandangan dr. Ben Mboi, seorang pejuang, Brigadir Jenderal, Mantan Gubernur NTT, yang tentu tidak diragukan kecintaannya terhadap bangsa ini. Sikap Ben Mboi mengenai gagasan federal ini bisa disimak dalam buku memoarnya. Secara khusus Mendagri Soepardjo Rustam menitipkan pesan kepada Ben Mboi untuk meneliti alasan mendasar gagasan federal pada masa awal kemerdekaan. Hasil penelusuran Ben Mboi di Belanda, ternyata gagasan federal muncul dimunculkan Ritsema van Eck yang pada tahun 1918 juga menjadi anggota Volksraad bersama dengan sejumlah orang pribumi.

Ben Mboi mengungkapkan argumentasi federalisme pada awal masa kemerdekaan. Begitu juga setidaknya ada lima argumentasi federalisme pada abad 21. Pertama, manajemen unitaristik, sentralistik, uniformistik telah gagal mendistribusikan kesejahteraan dan keadilan.

Kedua, heterogenitas abad 21 dan berbagai variabel lain telah memicu konflik berlatar belakang diversitas dan partikularis local baru.

Ketiga, sumber daya dalam segala bentuk tersebar cukup merata, semangat dan kesadaran persatuan cukup kuat.

Keempat, tingkat ketergantungan antar daerah yang tinggi, sehingga naluri separatisme akan menyurut dengan syarat manajemen yang merata dan manusiawi.

Engelina Pattiasina mengatakan, upaya mengatasi ketimpangan atau disparitas kawasan barat dan timur seolah menemui jalan buntu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News