Negara G20 Dukung Langkah Indonesia tentang Merdeka Belajar
jpnn.com, JAKARTA - Chair of G20 Education Working Group (EdWG) Iwan Syahril pada pertemuan pertama G20 EdWG 2022 menyampaikan pentingnya mempersiapkan lulusan yang adaptif dan siap terjun ke dunia kerja.
Iwan menyebut pemerintah Indonesia saat ini mengedepankan kemitraan antara universitas dan industri guna mewujudkan hal tersebut.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) juga turut didorong untuk mengadopsi skema kemitraan link and match.
Hal itu bertujuan agar SMK bisa mengembangkan kurikulum yang relevan bagi kemajuan keterampilan siswa, sekaligus meningkatkan infrastruktur sekolah.
Sebagai bentuk adaptasi dan antisipasi perubahan kebutuhan dunia kerja, kata Iwan, pelaku pendidikan harus mendapatkan lebih banyak otonomi untuk berkreasi dan berinovasi.
“Khusus untuk pendidikan tinggi dan vokasi, tuntutan bertransformasi jauh lebih tinggi. Sejak mahasiswa lulus dari pendidikan, mereka akan langsung terlibat dalam dunia kerja,” ujar Iwan Syahril pada Kamis (17/3).
Transformasi tersebut juga menjadi fokus terobosan Merdeka Belajar Episode Kesebelas Kampus Merdeka Vokasi, yakni untuk mewujudkan ekosistem pendidikan yang makin relevan dengan dunia kerja.
Hal serupa juga diharapkan pada lulusan sekolah kejuruan seperti SMK agar siap beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang cepat dan perubahan substansial dalam dunia angkatan kerja.
Negara-negara G20 mendukung langkah Indonesia yang mengusung konsep Merdeka Belajar, salah satunya di bidang pendidikan vokasi.
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Seniman Faida Rachma Soroti Isu Hunian dan Kepemilikan di Jakarta Biennale 2024
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia
- Dukung Kemajuan Pendidikan Vokasi, TBIG Tingkatkan Kompetensi Guru SMK
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?
- Siemens dan RAD-AID International Hadirkan Pelatihan Khusus Kedokteran Nuklir di Indonesia