Negara Harus Berikan Kenaikan Pangkat untuk Para Prajurit KRI Nanggala 402

jpnn.com, JAKARTA - Pakar hukum pidana Suparji Ahmad turut mengucapkan duka cita mendalam untuk musibah yang menimpa kapal selam KRI Nanggala 402.
"Ini tragedi yang sangat memilukan karena menimbulkan korban jiwa yang banyak dari prajurit TNI terbaik kita," kata Suparji dalam keterangan tertulisnya kepada JPNN.com, Minggu (25/04).
Akademisi Univeristas Al-Azhar itu mengatakan perlu ada audit terhadap perawatan KRI Nanggala 402.
Menurutnya, dilihat dari segi usia, kapal selam tersebut sudah tak lagi muda yaitu 42 tahun.
"Perlu ada pengecekan yang menyeluruh dan transparan terkait peristiwa ini. Jangan sampai hanya berhenti pada pengumuman bahwa kapal tersebut telah tenggelam," ujarnya.
Dia mengatakan audit dilakukan terhadap anggaran yang digunakan untuk perawatan kapal selam. "Publik perlu mengetahui hal tersebut," ujar Suparji.
Audit itu untuk mencegah terjadi hal serupa di kemudian hari. Dia mengatakan apabila anggaran perbaikan dirasa kurang, sebaiknya TNI mengajukan penambahan anggaran ke DPR.
"Peremajaan alutsista sangat diperlukan meskipun dalam keadaan damai, akan tetapi keselamatan prajurit (TNI, red) perlu dijaga," ucap Suparji.
Pakar hukum pidana Suparji Ahmad menilai, tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 merupakan musibah besar
- Info Terbaru soal Oknum TNI AL Diduga Membunuh Juwita Jurnalis di Banjarbaru
- BAZNAS dan TNI AL Berangkatkan Pemudik Gratis dengan KRI Banjarmasin 592
- Respons KSAL soal Kasus Oknum TNI AL Diduga Bunuh Juwita
- Sosok Juwita, Jurnalis Korban Pembunuhan Anggota TNI AL
- Laksdya TNI Erwin S Aldedharma Berpeluang Jadi Panglima TNI
- Jurnalis Bernama Juwita Dibunuh, Pelakunya Anggota TNI AL