Negara Pinggirkan Masyarakat Adat
Selasa, 14 Desember 2010 – 04:02 WIB
PADANG - Sikap dan perlakuan negara terhadap masyarakat hukum adat hingga kini masih jauh dari yang diharapkan. Bahkan dalam kenyataannya, pemerintah melalui berbagai regulasi yang dilahirkannya cenderung untuk mereduksi kepentingan masyarakat hukum adat dengan dalih untuk kepentingan negara. Terhadap semua produk hukum yang diduga kuat telah melanggar kepentingan masyarakat hukum adat itu, forum seminar juga memberikan rekomendasi agar masalahnya diselesaikan melalui Mahkamah Konstitusi atau Mahkamah Agung. "Gebu Minang, melalui tim khususnya tentu akan memberikan pendampingan advokasi bagi nagari-nagari yang berupaya melakukan uji materiil undang-undang," ujar Saafroedin Bahar.
Demikian salah satu kesimpulan dan kesepakatan hasil Seminar Kebudayaan Minangkabau yang dibacakan oleh Ketua Pengarah panitia seminar, DR Saafroedin Bahar, dihadapan 563 Wali Nagari (Kepala Desa) se Sumatera Barat, di Premier Basko Hotel, Kota Padang, Senin (13/12) malam.
"Banyak diantara undang-undang, peraturan pemerintah bahkan peraturan daerah secara sepihak telah merugikan masyarakat hukum adat terutama soal kepemilikan dan penguasaan lahan yang oleh nagari merupakan sumber kehidupan dan ekonomi anak nagari," kata Saafroedin.
Baca Juga:
PADANG - Sikap dan perlakuan negara terhadap masyarakat hukum adat hingga kini masih jauh dari yang diharapkan. Bahkan dalam kenyataannya, pemerintah
BERITA TERKAIT
- Polisi Gerebek Kampung Teleng Inhu, 3 Orang Diamankan, Salah Satunya DPO
- Nelayan yang Hilang di Bangka Barat Ditemukan, Begini Kondisinya
- Bocah di Palembang Terseret Banjir dan Tenggelam, Begini Kejadiannya
- Pemilik Saham BPR Fianka Pekanbaru Ditangkap, Begini Kejahatannya
- 35 Pelamar Lulus SKD CPNS Natuna & Berhak Ikut SKB, Persiapkan Diri dari Sekarang
- Pendaftaran PPPK 2024 Tahap II Pemkot Mataram Dibuka, Ini Pesan Pak Taufik Priyono