Nekat Maju Jadi Capres meski Perempuan Dilarang

jpnn.com, IRAN - Konstitusi di Iran jelas melarang seorang perempuan untuk mencalonkan diri sebagai presiden.
Demikian keyakinan Guardian Council, dewan pengawas politik yang berhak merestui dan menolak kandidat presiden.
Namun, tafsir Guardian Council terhadap konstitusi berbahasa Arab itu tidak menyurutkan niat Azam Taleghani untuk mencalonkan diri.
Seperti yang dilakukan dalam pilpres 1997, 2001, dan 2009, Taleghani kembali nyapres dalam pilpres tahun ini.
Seperti yang sudah-sudah, Guardian Council pun kembali menolak. Alasannya masih tetap sama.
Politikus 73 tahun yang pernah menjadi anggota parlemen pada 1980 itu adalah perempuan.
"Di antara 137 perempuan yang mendaftarkan diri untuk jadi kandidat presiden, tidak ada satu pun yang diterima," terang seorang jubir Komite Pemilu Iran.
Taleghani yang datang ke Kementerian Dalam Negeri dengan alat bantu jalan pun harus kembali gigit jari.
Konstitusi di Iran jelas melarang seorang perempuan untuk mencalonkan diri sebagai presiden.
- Belajar dari Iran, Timnas U-20 Indonesia Harus Antisipasi Bola Atas Uzbekistan
- Apa Rencana Indra Sjafri Setelah Timnas U-20 Indonesia Dicukur Iran?
- Piala Asia U-20: Timnas U-20 Indonesia Kalah 0-3 dari Iran
- Timnas U-20 Indonesia vs Iran: Keyakinan Indra Sjafri Meninggi
- Timnas U-20 Indonesia vs Iran: Waspadai Ketajaman Striker Ini
- Timnas U-20 Indonesia vs Iran: Persiapan Berjalan Baik, Garuda Muda Optimitis Raih Poin Perdana