Nelayan Aceh Kembali Temukan Ratusan Pengungsi Rohingya
Ratusan ribu etnis Muslim Rohingya telah melarikan diri dari Myanmar yang mayoritas beragama Buddha dar apa yang dikatakan PBB sebagai "genosida oleh Pemerintah Myanmar".
Banyak diantara mereka kini tinggal di kamp pengungsian padat di Bangladesh.
Pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi telah membantah tuduhan genosida tersebut.
Aktivis hak asasi khawatir sejumlah besar Rohingya telah pergi ke laut, melarikan diri dari penganiayaan yang sedang berlangsung di Myanmar, dan saat ini mengalami kesulitan di kamp-kamp di Bangladesh setelah para penyelundup menjanjikan mereka kehidupan yang lebih baik di luar negeri.
Menurut beberapa lembaga advokasi, telah terjadi peningkatan kemarahan publik di Asia Tenggara terhadap pengungsi Rohingya dan pencari suaka di tengah semakin dalamnya krisis akibat virus corona.
Chris Lewa, direktur Proyek Arakan, sebuah kelompok nirlaba yang berfokus pada krisis Rohingya, mengatakan mereka yang tiba di Aceh pada Senin telah berlayar dari Bangladesh selatan pada akhir Maret atau awal April, menuju Malaysia.
Tetapi otoritas Malaysia dan Thailand menolak untuk membiarkan mereka berlabuh, katanya.
Sekitar 300 orang pencari suaka Rohingya yang diyakini telah berada di laut selama enam bulan dilaporkan telah berlabuh di Provinsi Aceh, di ujung barat laut Pulau Sumatra, Indonesia
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara
- JeumPAY, Aplikasi Karya Anak Muda Aceh Resmi Diluncurkan
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan