Nelayan Belum Berani Melaut
Selasa, 15 Januari 2013 – 08:35 WIB

Nelayan Belum Berani Melaut
Menurut Irnun, sekali melaut membutuhkan biaya operasional sampai Rp 300 ribu. Sementara, hasil yang dibawa pulang hanya Rp 100 ribu. ‘’Memang ada beberapa orang yang melaut, tapi bisa dihitung jari,” ungkapnya.
Baca Juga:
Dia menambahkan, jika ada yang melaut, biasanya mereka berangkat pada pagi hari. Kemudian, menepi di daerah Senggigi dan sekitarnya. Terkadang mereka sampai daerah Kabupaten Lombok Utara (KLU). Mereka merapatkan sampannya di daerah itu dan kembali melalui jalur darat. Itu dilakukan mereka karena mengikuti di mana lokasi ikan banyak, dan cara itu dianggap lebih aman. Karena jika kembali ke sekitar pesisir Ampenan, ombaknya besar. ‘’Sore sampai malam, ombaknya besar, kalau pagi tidak,” jelasnya.
Selain ombak besar angin di malam hari juga kencang. ‘’Apalagi nanti kalau sudah masuk musim utara, angin dan ombaknya luar biasa,” katanya.
Dikatakan, saat musim angin utara yang biasa terjadi bulan Februari, pasir di pinggir pantai tidak kelihatan lagi karena terkikis digerus ombak dan angin.
MATARAM-Nelayan Ampenan masih belum berani melaut karena ombak masih besar. Beberapa dari mereka tidak bisa berbuat banyak dan pasrah pada kenyataan.
BERITA TERKAIT
- Cerita Ketua RT soal Keluarga dr. Priguna di Pontianak
- Uang Habis, Pemudik Senang Ada Program Balik Rantau Gratis Pemprov Jateng
- Bus Miyor Kecelakaan di Tol Kapalbetung, Satu Orang Meninggal Dunia
- Bantai 11 Pendulang Emas, OPM Kirim Pesan untuk Presiden Prabowo Subianto
- Gubernur DIY Ingin Polemik KAI dan Warga Lempuyangan Segera Diselesaikan
- Program Balik Rantau Gratis Pemprov Jateng Kembali Disambut Antusiasme Warga