Nelayan Binaan Pupuk Kaltim Bakal Penuhi Kebutuhan Ekspor Kerapu
Bahkan dalam tiga tahun terakhir, produktivitas Kerapu Kopnel BEM mencapai 36 ton, atau 1-2 ton untuk 1 kali panen.
Pencapaian ini diakui berkat pembinaan dari PKT dengan berbagai pengembangan potensi dan perluasan budidaya, yang kini telah direplikasi ke berbagai wilayah pesisir, seperti Bontang Kuala dan Pulau Gusung.
“Hasilnya juga sangat dirasakan para nelayan, baik tingkat kesejahteraan maupun produktivitas melaut. Sejak Kopnel BEM dibentuk, makin banyak nelayan yang bergabung menjadi binaan PKT,” terang Mukhtar.
Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi optimistis pengembangan program Creating Shared Value (CSV) di sektor budidaya perikanan laut mampu tercapai secara optimal.
Hal ini didasari karena melihat produktivitas Kopnel BEM yang berhasil meningkatkan pemasaran dalam memenuhi permintaan berbagai pihak.
Tercatat, sepanjang 2021 hasil panen kerapu Kopnel BEM mencapai lebih dari 5 ton ditambah 500 kg Lobster siap konsumsi.
Keberhasilan ini adalah bagian dari target pembinaan PKT, dengan memberi nilai tambah bagi nelayan untuk pengembangan usaha dan kapasitas secara berkesinambungan.
Program ini juga merupakan bagian dari komitmen PKT terhadap lingkungan dan ekosistem perairan, melalui peningkatan produktivitas nelayan di tengah potensi perikanan Indonesia yang terbilang besar.
Koperasi Nelayan Bontang Ekonomi Pariwisata dan Maritim (Kopnel BEM) binaan PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim/PKT), kembali menunjukkan peningkatan produktivitas hasil perikanan laut melalui program Keramba Jaring Apung (KJA).
- 'Trump Effect' Bisa jadi Peluang Besar bagi Indonesia, Asalkan
- Bea Cukai Kawal Pelepasan Ekspor Berkelanjutan Produk Kerajinan Kerang Asal Magelang
- Bea Cukai Dukung Peningkatan Ekspor Industri Kelapa Sawit
- Pupuk Kaltim Dorong Generasi Muda Berikan Solusi Inovatif untuk Ketahanan Pangan
- Begini Cara Bea Cukai Dorong UMKM Agar Berorientasi Ekspor
- Ini Tujuan Bea Cukai Berpartisipasi dalam Program Pemberdayaan UMKM di Indonesia