Nelayan Dipukuli Petugas Patroli Malaysia

Nelayan Dipukuli Petugas Patroli Malaysia
Nelayan Dipukuli Petugas Patroli Malaysia
Cecep dan teman-teman nelayan lainnya, mengoperasikan boat itu, menangkap ikan dan sebagian keuntungan untuk diberikan kepada anak yatim yang kedua orang tuanya hilang dibawa gelombang tsunami. Mendengar hal itu, petugas patroli masih belum percaya. Lalu, surat-surat kapal serta identitas diri Cecep di fotocopy di atas kapal.

Salah satu petugas mengancam, kalau ketangkap kedua kalinya, maka Cecep akan di bawa ke Malaysia, untuk di proses hukum. Sekitar satu jam atau lebih, mereka pun dilepaskan dengan berjalan ‘bebek’ dari kapal patroli malaysia itu, ke kapal boat mereka.

Setelah itu, Cecep pun memerintahkan awaknya untuk segera menjauh dan kembali ke Peunayong, Bandaaceh. “Kami tiba di Banda, baru beberapa hari ini. saya tidak melaporkan kejadian dipukuli patroli Malaysia, karena saya anggap tidak akan ada gunanya. Yang ada, habis uang untuk ongkos becak saya untuk melapor itu, dan hasilnya pun tidak ada,” tegasnya lagi.

Menurutnya, pengalamannya dua kali terdampar di perairan India dan di tahan di India selama 1,5 tahun pada tahun 2005, lalu, masih membekas dan dinilainya pemerintah setempat, tidak pernah membela warga kecil seperti dirinya, makanya ia ‘ogah’ melaporkan kejadian kekerasan fisik yang menimpanya.

BANDA ACEH -- Satu nelayan Aceh, Sepakul Asmar alias Cecep, 45 tahun, menjadi korban pemukulan petugas patroli Malaysia di Perairan dekat Pulau Berhala.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News