Nelayan Minta Alur Subsidi BBM Diubah, Begini Alasannya
Artinya, lanjut dia, kalau harga solar sekarang Rp 6.800 lebih murah sebelum kenaikan harganya.
Namun, nelayan sekarang harus membeli solar itu mencapai Rp 9.000.
Nelayan kecil yang hidupnya jauh lebih sulit, harus membeli BBM jauh di atas harga pasar.
Mereka harus mendapatkan surat untuk mendapatkan subsidi solar yang membuat rumit para nelayan, aksesnya jauh dan bahkan tidak mengetahui adanya BBM bersubsidi.
"Mahasiswa atau orang kota apakah harus menunjukkan SIM atau KTP untuk membeli pertalite? Tetapi nelayan untuk mendapatkan solar harus menunjukkan surat rekomendasi. Nelayan harus ke darat dulu untuk mendatangi kantor dinas perikanan terlebih dulu sebelum membeli solar. Itu pun banyak syarat-syaratnya," kata Dani.
Selain itu, Dani menyebut rata-rata subsidi solar kurang lebih 15,5 juta liter selama lima tahun terakhir, hanya 12 persen atau 1,9 juta liter yang diperuntukkan ke sektor perikanan.
"Tetapi dari jumlah tersebut yang terserap hanya dua persen dan sisanya entah menguap ke mana pun SPBU untuk nelayan pun sangat langka dan sulit dijangkau," jelasnya.
Pengamat Ekonomi Energi Mawardi mengatakan subsidi energi langsung tunai lebih tepat sasaran dibandingkan lewat BBM.
Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menilai anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak dirasakan masyarakat bawah.
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS
- Tegas, YLKI Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
- Grant Thornton Indonesia Kupas Tuntas Strategi RI Hadapi Tantangan Ketidakpastian Ekonomi
- Jelang Nataru, Pertamina Patra Niaga Regional JBB Cek Lembaga Penyalur BBM & LPG di Seluruh Wilayah
- Kisah Sukses Nasabah PNM Mekaar, Ekspor Olahan Sisik Ikan ke Berbagai Benua