Nelayan Mulai Keluhkan Reklamasi

jpnn.com, SURABAYA - Nelayan di Kecamatan Asemrowo, Surabaya menjerit karena terganggu oleh proyek reklamasi Teluk Lamong.
Alat penangkapan ikan terpendam urukan. Ikan-ikan yang selama ini banyak berkurang drastis. Bahkan, tidak sedikit yang mati.
Kondisi tersebut dilaporkan ke Kelurahan Tambak Sarioso dan Kecamatan Asemrowo.
Sekretaris Kecamatan Asemrowo Annita Hapsari, Lurah Tambak Sarioso Saleh Moedzakir, petugas trantib Kecamatan Asemrowo, bersama petugas penyuluh lapangan (PPL) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya mendatangi lokasi reklamasi bersama nelayan kemarin (17/7).
Para nelayan ingin menunjukkan kepada aparat pemerintahan bahwa sumber mata pencaharian mereka kian terancam.
Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Polmaswas) Bunga Lestari Kelurahan Tambak Sarioso M. Fauzi menyatakan, reklamasi sangat merugikan nelayan.
Air laut di area reklamasi menjadi putih. Imbas dari pengurukan yang menggunakan batu kapur.
Hal itu membuat ikan-ikan mati. Jumlahnya pun kian berkurang. Tangkapan nelayan menjadi sedikit. Jika biasanya hasil tangkapan bisa 20 kg per hari, kini tidak ada separonya. ''Pendapatan otomatis berkurang drastis,'' katanya.
Para nelayan ingin menunjukkan kepada aparat pemerintahan bahwa sumber mata pencaharian mereka kian terancam karena reklamasi Teluk Lamong.
- Cabut Izin Perusahaan Tambang Nikel di Morowali yang Ogah Lakukan Reklamasi
- Reklamasi Berpotensi jadi Sumber Pendapatan Baru Negara & Buka Peluang Usaha bagi Masyarakat
- Pejabat ATR/BPN Bekasi Kaget Ada PTSL Terbit di Laut, Ternyata
- Temui Anggota PPUU DPD RI Lia Istifhama, FM3 Bahas Dampak Sosial Ekonomi Reklamasi Pesisir Surabaya
- Sidang Korupsi Timah, Ahli Nyatakan Mustahil Reklamasi Pertambangan Sama Seperti Semula
- Ingin Kembangkan Infrastruktur di Jakarta Utara, Ridwan Kamil: Ada Lahan Reklamasi