Nenek 102 Tahun Kehilangan Rp 4 M Akibat Penipuan, Keluarganya Takut Memberitahu

Namun, situasi keluarga Pun menurut mereka menunjukkan semakin maraknya tren penipuan saat ini.
"Yang kami perkirakan adalah penipu menempatkan 'spyware' [software yang bisa mencuri data] ke dalam komputer seseorang dan itu adalah salah satu dari jutaan cara untuk masuk ke dalamnya," kata Komisaris Perlindungan Konsumen, Lanie Chopping.
"Orang-orang mendapat transaksi email dan melakukan transaksi elektronik dan komunikasi setiap hari," katanya.
Keluarga Nancy diberitahu bahwa sebagian uang tersebut dapat kembali, namun mereka bertanya-tanya mengapa bank tidak mengecek ulang keterangan akun yang melakukan transaksi dengan jumlah uang sebesar itu.

ABC News: Hugh Sando
'Dia senang tinggal di sana'
Saat ini, Nancy merasa sangat senang tinggal di rumah perawatan lansia yang dikelola oleh Opal Health Care, dan menggunakan uang pensiun untuk membayar biaya harian, sementara keluarganya berusaha mendapatkan kembali uang miliknya.
"Dia suka dengan makanan di sana. Bagus sekali. Dia benar-benar senang tinggal di sana," kata Phoebe.
Ketika keluarga Pun memutuskan untuk memindahkan nenek 102 tahun mereka ke rumah perawatan lansia, mereka tidak pernah membayangkan akan kehilangan uang Rp4 miliar akibat penipuan
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia