Nepal Pilih Gay Jadi Anggota Parlemen
Selasa, 23 September 2008 – 12:00 WIB
Pant yang mewakili partai kecil Partai Komunis Nepal (persatuan) telah melakukan perjalanan panjang untuk mendapatkan pengakuan. Dia juga mendapatkan perlawanan dari berbagai kalangan di negara yang masih menganggap tabu hubungan seksual pra nikah ini. Pemimpin partai Maoist Dev Gurung menyebut kalangan gay sebagai produk dari kapitalisme.
Meski demikian ini bukan perjalanan suram bagi Pant. Pada Mei lalu telah terjadi hal yang luar biasa di Nepal. Saat itu terjadi pendeklarasian republik demokratis menurunkan tahta raja, dan adanya konstitusi baru dalam pekerjaan. Selain itu, partai paling dominan, Maoists menegaskan partainya adalah partai kalangan miskin, minoritas dan kalangan tidak beruntung. Dan mereka juga mengakui third gender sebagai orang-orang seksual minoritas. Yang disebut third gender adalah kalangan gay, lesbian, biseksual, dan transgender, dan lainnya.
Namun dia sadar, masih jauh untuk membawa realitas baru ini di Nepal. Bahkan di dalam gedung parlemen. ”Beberapa anggota legislatif pria membawa saya ke pojok ruangan dan berbisik menanyakan kenapa saya mempromosikan seksual yang tidak bisa menghasilkan anak ? Apa jadinya bila semua orang menjadi homoseksual?, Mereka pikir hal ini bukan lah sesuatu yang patut dibicarakan dihadapan publik,” urainya.
”Saya telah menemukan platform yang bagus untuk mengangkat isu ini,” ujarnya. Dia siap melakukan isu-isu mengenai polusi dan lingkungan tanpa menurunkan pandangannya. ”Masih banyak yang harus dilakukan, tidak cukup hanya seseorang menduduki jabatan tertinggi pemerintah,” katanya.
KATHMANDU - Ditengah masyarakat Nepal hubungan sesama jenis atau gay dianggap tabu. Tapi bagi Sunil Babu Pant, yang baru saja terpilih menjadi anggota
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer