Neraca Dagang Indonesia Surplus Rp 4,7 Triliun
Di sisi lain, impor pada Februari yang senilai USD 12,2 miliar atau sekitar Rp 174 triliun.
Angka itu turun 18,61 persen dari bulan sebelumnya. Bahan baku, barang modal, maupun barang konsumsi mengalami penurunan impor.
Suhariyanto mengatakan, neraca dagang Indonesia surplus ke beberapa negara. Di antaranya, AS, India, dan Belanda.
Namun, perdagangan dengan Tiongkok, Jepang, dan Thailand masih defisit.
Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah harus bekerja lebih keras untuk mengupayakan pertumbuhan ekspor.
”Masih perlu kerja keras untuk membuat neraca dagang dan transaksi berjalan konsisten lebih baik,” ucap Darmin.
Mantan gubernur Bank Indonesia (BI) itu juga menyoroti impor yang turun drastis. Padahal, pemerintah sudah mendorong penekanan dan substitusi impor lewat beragam kebijakan.
”Kami tidak hanya fokus ke ekspor, tetapi juga pertumbuhan. Jadi, kami jaga agar impornya tidak terlalu merosot,” tambah Darmin.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa neraca dagang Indonesia pada Februari 2019 surplus USD 330 juta atau sekitar Rp 4,7 triliun.
- Bea Cukai Beri Ruang Pelaku UMKM Promosikan Produknya di Atambua International Expo 2024
- Bank Indonesia Perkuat Sinergi Keuangan Syariah di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
- BI Dorong Ekosistem Halal Lifestyle untuk Kejar Potensi 2 Miliar Populasi Muslim Global
- Kemendag Apresiasi Rabu Hijrah dan BI atas Suksesnya Young Muslim Leader Forum
- Peradi Jalin Kerja Sama dengan BINS Untuk Beri Pembekalan ke Advokat
- BI Sebut Pedagang Harus Terima Tunai & Non-Tunai, Dirut TDC: Fitur Kuncinya