Neraca Pembayaran Bergerak Positif
Sabtu, 15 November 2014 – 16:06 WIB
Begitu pula investasi langsung yang tercatat USD 17,136 miliar pada triwulan ketiga atau naik ketimbang USD 17,004 miliar pada triwulan dua. ''Aliran modal lebih stabil. Total transaksi finansial sampai kuartal ketiga tahun ini sudah lebih baik kalau dibandingkan dengan total sepanjang 2013 (USD 21,965 miliar). Cadangan devisa juga lebih baik. Mungkin triwulan keempat akan melambat, tapi kita harapkan FDI (foreign direct investment) naik. Jadi tetap positif,'' paparnya.
Neraca perdagangan migas tetap menjadi pemberat lantaran pada triwulan ketiga tercatat defisit USD 3,1 miliar. Defisit pada triwulan dua mencapai USD 3,2 miliar. Angka itu turun tipis karena pengaruh penurunan harga minyak. ''Penyebab lainnya, ada kenaikan lifting minyak dalam negeri pada triwulan ketiga,'' ungkap Hendi.
Untungnya, neraca perdagangan nonmigas surplus USD 4,7 miliar. Positifnya, pos itu didorong perbaikan ekspor produk manufaktur yang volume maupun harganya meningkat. ''Ada 10 komoditas utama ekspor nonmigas seperti minyak nabati, tekstil dan produk tekstil, barang dari logam tidak mulia, makanan olahan, kendaraan dan bagiannya, serta bahan kimia,'' terangnya.
Hendi menyatakan, masih defisitnya neraca perdagangan migas menjadi alasan mutlak harga BBM bersubsidi harus segera naik. ''Kalau harga BBM naik, konsumsi akan melambat, impornya juga melambat. Lalu, defisit berkurang dan neraca perdagangan positif. Memperbaiki sektor migas sangat penting,'' tegasnya. (gen/c14/oki)
JAKARTA - Memasuki triwulan ketiga, neraca pembayaran Indonesia (NPI) bergerak positif dan diproyeksi tetap kuat sampai akhir tahun. Perdagangan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- PT Marwi Indonesia Industrial Resmi Kantongi Izin Fasilitas Kawasan Berikat, Ini Harapannya
- Kementan-Pupuk Indonesia Teken Kontrak Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Subsidi di 2025
- Arief Poyuono Merespons Polemik PPN 12 Persen
- Harga Emas Antam Hari Ini Naik, Jadi Sebegini Per Gram
- Demi Kemajuan Koperasi, Forkopi Menyerukan Diakhirinya Dualisme DEKOPIN
- Indef Beberkan Kondisi Ekonomi, PPN 12% Tak Realistis