Neraca Perdagangan Hanya Naik Tipis
Menurut Suhariyanto, total nilai ekspor April sebesar USD 13,17 miliar tercatat menurun 10,3 persen dibanding Maret lalu.
Penurunan nilai ekspor terbesar dialami komoditas migas dari USD 1,51 miliar menjadi USD 976,8 juta (35,36 persen).
Ekspor nonmigas juga melorot 7,4 persen menjadi USD 12,19 miliar.
Komponen ekspor nonmigas yang tercatat menurun, antara lain, lemak, minyak hewan nabati, mesin, peralatan listrik, serta karet dan barang dari karet.
”Ada penurunan harga pada minyak sawit dan karet, sedangkan harga batu bara, timah, aluminium, dan kakao mengalami naik,” jelas Suhariyanto.
Meski terjadi penurunan kinerja, nilai ekspor pada April lalu masih lebih baik jika dibandingkan dengan April 2016. Kenaikannya mencapai 12,6 persen.
Sedangkan nilai ekspor secara kumulatif Januari–April tahun ini mencapai USD 53,86 miliar atau tumbuh 18,63 persen dibanding kuartal pertama 2016.
Sejalan dengan penurunan kinerja ekspor, nilai impor pada April turun 10,20 persen menjadi USD 11,92 miliar.
Nilai perdagangan Indonesia mengalami surplus USD 1,24 miliar pada April 2017 lalu.
- Lantik Pajabat Baru, Dewan Nasional KEK Sampaikan Pesan Ini, Silakan Disimak
- Jembatani Kebutuhan Diaspora, Master Bagasi Dukung Pertumbuhan Ekonomi
- Meraih Peluang Ekonomi di Tahun 2025
- Sektor Ekraf dan UMKM Harus Dibantu Guna Mendongkrak Pertumbuhan Ekonomi
- BPS Optimistis Pasar Otomotif Indonesia Pada 2025 Masih Bisa Bertumbuh
- Hilirisasi Mineral, Strategi Utama Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8%