Neraca Perdagangan Indonesia Defisit Rp 14,6 Triliun
![Neraca Perdagangan Indonesia Defisit Rp 14,6 Triliun](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/normal/2017/04/21/b237eac54288f7156fef0acf8ae3f0ad.jpg)
jpnn.com, JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar USD 1,02 miliar atau sekitar Rp 14,6 triliun pada semester pertama 2018.
Hal itu tidak terlepas dari impor yang cukup tinggi pada Januari-Juni 2018.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor tercatat USD 89,04 miliar dan ekspor USD 88,02 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto menyatakan, kenaikan ekspor secara year-on-year (yoy) lebih rendah ketimbang impor. Ekspor tumbuh 10,03 persen, sedangkan impor 12,66 persen.
’’Ini menjadi catatan bahwa impor sangat tinggi. Harus dikurangi, kalau bisa ditahan laju impornya,’’ ujar Suhariyanto, Senin (16/7).
Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kemenko Perekonomian Bambang Adi Winarso menuturkan, tantangan Indonesia saat ini adalah ekspor.
Bukan hanya ekspor jasa, tetapi juga barang. Dalam beberapa bulan terakhir, Indonesia juga sulit keluar dari tren defisit transaksi berjalan.
’’Kita mengalami trade deficit yang besar sehingga pemerintah perlu antisipasi,’’ kata Adi.
Neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar USD 1,02 miliar atau sekitar Rp 14,6 triliun pada semester pertama 2018.
- Taru Martani Sukses Ekspor Perdana di 2025, Begini Harapan Bea Cukai Yogyakarta
- PTPN IV Kirim 10 Ribu Ton CPO Bersertifikasi RSPO SG, Potensinya USD 9 Juta
- Ekspor Perdana di 2025, Taru Martani Berhasil Kirim 5.200 Batang Cerutu ke Taipei
- PT Legend Packaging Indonesia Tancap Gas Ekspor Usai Dapat Fasilitas Fiskal Berikat
- Kanwil Bea Cukai Banten Layani Kargo Perdana ke Pusat Logistik Berikat di Cilegon
- Bea Cukai Jagoi Babang Terus Bantu Pelaku UMKM Kembangkan Usaha Lewat Ekspor