Neraca Perdagangan Kembali Defisit

Angka defisit tersebut terus membesar sehingga menjadi USD 2,43 miliar pada Januari 2019.
”Ini masih menjadi tantangan buat kita. Bagaimana kita bisa meminimalkan defisit dan juga mencari pasar-pasar baru untuk memperluas ekspor di tengah perekonomian dunia yang sedang gloomy,” ujar Suhariyanto, Jumat (15/2).
Menurut dia, kondisi perekonomian global yang penuh ketidakpastian menjadi pemberat dalam upaya mengatasi defisit.
Sebab, Indonesia sedang berupaya menumbuhkan ekonomi dan butuh banyak barang impor sebagai bahan baku dan barang modal.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman mengatakan, defisit kali ini dipengaruhi kenaikan defisit neraca perdagangan migas.
Hal itu terjadi gara-gara penurunan ekspor migas lebih besar jika dibandingkan dengan penurunan impor.
”Perkembangan neraca perdagangan pada Januari 2019 tidak terlepas dari pengaruh pertumbuhan ekonomi global yang melandai dan harga komoditas ekspor Indonesia yang menurun,” tutur Agusman.
Menurut Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal, neraca dagang nonmigas juga harus diperhatikan.
Neraca perdagangan Indonesia kembali defisit. Pada Januari 2019, neraca perdagangan Indonesia tercatat tekor USD 1,16 miliar.
- Bea Cukai Medan Dorong 4 UMKM Binaan Tembus Pasar Internasional
- Rupiah Berpeluang Menguat Lagi Hari Ini, Begini Kata Analis
- AMPI Lihat Peluang Besar dari Kebijakan Impor Prabowo
- Kuota Impor Mau Dihapus, DPR: Reformasi Positif, Tetapi Produsen Dalam Negeri Harus Diberi Ruang
- Ini Langkah Strategis Bea Cukai Memperkuat Peran UMKM dan IKM dalam Ekosistem Ekspor
- IKM Binaan Bea Cukai Bekasi Sukses Ekspor 4,7 Ton Komoditas Pertanian ke Jepang