Neraca Perdagangan Kembali Surplus
Selasa, 02 Oktober 2012 – 03:49 WIB

Neraca Perdagangan Kembali Surplus
Secara akumulatif, total impor sepanjang Januari - Agustus 2012 tercatat sebesar USD 126,67 miliar, naik 10,28 persen dibandingkan periode sama 2011 yang sebesar USD 114,86 miliar. Salah satu poin positif dari impor Indonesia adalah impor golongan barang modal yang pada Januari - Agustus 2012 mencapai USD 25,76 miliar, tumbuh 28,65 persen dibandingkan periode sama 2011 yang sebesar USD 20,02 miliar.
"Pertumbuhan impor barang modal ini jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan impor bahan baku/penolong yang sebesar 6,87 persen dan impor barang konsumsi yang 1,79 persen. Artinya, impor lebih banyak dipakai untuk kegiatan produktif," jelasnya.
Direktur Statistik Distribusi BPS Satwiko Darmesto menambahkan, surplusnya neraca perdagangan Indonesia pada periode Agustus diperkirakan tidak akan bertahan lama. Sebab, turun tajamnya impor lebih banyak disebabkan oleh faktor libur Lebaran sehingga pelaku usaha mengerem impor karena aktifitas produksi libur. "Sesudah Lebaran, aktifitas produksi akan kembali naik dan kemungkinan impor pun akan kembali naik," ujarnya.
Senada dengan pernyataan tersebut, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krishnamurti mengatakan, dalam beberapa waktu ke depan, tren defisit neraca perdagangan memang akan dihadapi Indonesia. "Bahkan, sampai akhir tahun nanti, defisit diperkirakan sebesar USD 4 miliar," katanya.
JAKARTA - Usai terjerembab empat bulan berturut-turut dalam lubang defisit, akhirnya neraca perdagangan Indonesia bisa kembali surplus. Meski demikian,
BERITA TERKAIT
- Reklasifikasi Mitra Jadi Karyawan Bakal Jadi Bumerang Bagi Industri Mobilitas
- Tekan Peredaran Rokok Ilegal, Ini 2 Program yang Gencar Dilakukan Bea Cukai Malang
- Begini Penjelasan Bea Cukai soal Denda Pelanggaran Kepabeanan, Mohon Disimak!
- Bantu Mitra Pengemudi dan Merchant, Grab Menghadirkan Solusi Berbasis AgenticAI
- Bea Cukai Gencarkan Operasi Rokok Ilegal di Labuan Bajo dan Kediri, Ini Hasilnya
- IJMI Sebut Pekerja Sawit Indonesia Rawan Dieksploitasi